RSS

#AKU IBUMU NAK!!! BUKAN BUDAKMU!!!#


Nanda anakku...
Betapa hati ini menjerit pilu...
Melihat sikapmu...
Tak  sepantasnya terhadapku...!!
=============
Tak ingatkah dirimu? 
Betapa sembilan bulan lamanya...
Janin mungil bersemayam di rahimku...
Yang kelak terlahirlah dirimu...
=============
Dua tahun lamanya, air susuku menghidupimu...
Malamku laksana siang...
Siang kulalui penuh kesibukan...
Nyaris mataku tak sempat terpejam...
=============
Merawat dan mendidikmu penuh kasih sayang...
Nyanyian rindu menemani...
Kala dirimu masih di buaian...
Kutimang dan kumanjakan...
=============
Beranjaklah dirimu dewasa...
Hidupmu semakin ceria dan penuh warna...
Waswas kumenanti semalaman di gerbang...
Gembira hati kala melihatmu tampak di kejauhan...
=============
Setapak demi setapak dirimu beranjak dewasa...
Rasa ingin tahu dan pemberontakanmu... mulai melepas belenggu kemapanan jiwa...
Lamat namun pasti... kumulai rasa hampa...
Kala dirimu smakin jarang menyapa...
=============
Nanda anakku lanang...
Hatiku tersentak, saat dirimu perkenalkan sosok manis nan rupawan...
Berkelebat bayang, diriku yang smakin tersingkirkan...
Hingga saat-saat itu kan tiba...
=============
Jagoanku kini tlah dewasa...
“Pinangkan pujaan hati, untukku bunda.  Kumau hidup bersamanya selamanya”, melas dirimu meminta...
Ya Tuhan... Nandaku... Nandaku... anakku lanang, kan segra meninggalkanku, melupakanku, demi seseorang yang kini ia sayang...
Jiwaku srasa melayang... Helai demi helai... meninggalkan raga hampa nelangsa...
=============
Seperempat abad kuarungi hidup bersamanya...
Serasa baru kemarin ia menangis tersedu dipelukanku...
Meratapi seonggok jasad bola yang dirusak di Badu...
=============
Nanda putraku semata wayang...
Pesta nan megah, tergelar sudah...
Kesibukanmu kini kian bertambah...
Siapkan diri tuk jadi seorang ayah...
=============
Berbilang bulan, dirimu tak berkabar berita...
Nelangsa diriku di penantian tak berkesudahan...
Hingga akhirnya kabar baik itu datang pula...
Di hadapan bersimbuh Nandaku berpasangan...
=============
“Bunda... ikutlah dengan kami... Hidup bunda kan bahagia di sana nanti...”
Pintar bujuk rayumu menggugah ketegaran jiwaku...
Baiklah anakku sayang...
Kan kuikuti keinginanmu tuk kebahagiaan yang kan jelang...
=============
Namun apatah daya...
Sirna angan, punahlah impian...
Nanda anakku lanang, sang putra semata wayang...
Yang kugadang-gadang, tuk ku banggakan...
Hancurkan segala asa...impian... dan harapan...
=============
Letih diri... jiwa raga... tak terperi...
Ku disini... sekedar dijadikan buruh masak, beberes dan cuci...
Cucuku...buah hatiku... Tak pelak hormati diriku...
Anak menantuku... Tak pandang sebelah matapun padaku...
=============
Ya Tuhan...
Hanya kepasrahan teramat dalam dan do’a yang snantiasa kupanjatkan...
Semoga Nandaku sorang... kan kembali mengingat bunda sejati...
Yang patut dihargai, dihormati dan dijunjung tinggi...
=============

(BojSar. 6’2’13 – 020202)

0 komentar:

Posting Komentar