RSS

Rindu Ramadhan

ilustrasi
"... ramadhan tiba..ramadhan tiba...ramadhan tiba..."

Keriuhan lagu Tompi menggema di awal ramadhan. Betapa kerinduan akan bulan penuh rahmat dan ampunan itu, begitu kental terasa. Aura ibadah merebak di mana-mana, bahkan di atas kendaraan dan tempat-tempat umum. Berbagai kajian bertemakan keimanan dan Pesantren Kilat mendadak digelar. Ya, sebulan penuh umat Islam bersuka cita, berlomba-lomba menggapai ridho-Nya semata.

Di sudut kota, kutermangu menyaksikan fenomena ini, ada terselip kerinduan di sana. Rindu saat berbagi hidangan berbuka dengan tetangga, saling memberikan hantaran menjelang lebaran. Rindu gurihnya lontong oncom, berpadu potongan tahu isi yang disiram saus bumbu kacang, menu khas kala berbuka di pinggiran kota. Ah, nikmatnya begitu terasa...

-----------------------
Kenangankupun melesat ke tiga tahun yang lalu. Kala itu, kesibukan begitu membelenggu, namun tak menghalangiku untuk tetap beribadah menunaikan shaumku untuk'Nya semata.

Rangkaian ayat suci kulantunkan, penepis rasa bosan menghadapi keruwetan ibukota. Rasa kantuk tiba-tiba mendera daaan... gubraks, tersadar ternyata aku telah berada di kolong sebuah truk fuso. 

"Allahu akbar...allahu akbar", hanya takbir yang mampu kuucapkan, seiring syukurku tak henti-hentinya.

"Ibu tak apa-apa? Ibu bisa bangun? Ibu kenapa?", berbagai tanya simpang siur memenuhi gendang telingaku. 

Perlahan aku bangkit dan duduk di pinggiran trotoar. Kupandangi si Koneng, kuda besiku yang tak lagi gagah, sedang dikeluarkan dari kolong truk. "Alhamdulillah, Allah sangat sayang padaku. Hanya hidungku yang terasa memar dan kelilingku yang menjerit kesakitan. Lihatlah si Koneng lebih menderita. Bagian depannya sudah tak berbentuk", batinku.

Tak lama kemudian, temanku menjemput dan kami sempatkan menghantarkan si Koneng ke ahlinya, untuk diperbaiki hingga pulih kembali. Akupun memeriksakan diri ke Puskesmas, lanjut ke Rumah Sakit terdekat. Alhamdulillah, hanya memar di hidung dan kelingking rupanya. Segera kukompres, hingga rasa sakitnya berkurang sedikit demi sedikit.

Dua pekan kemudian si Koneng sudah boleh pulang dan akupun kembali bercengkrama dengannya. Berapa biaya yang harus kutebus?? Tak ada!!! Alhamdulillah, aku tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun. Tangan Allah'lah yang menggerakkan dan memudahkan semua urusan... #RizqiminalLah...




1 komentar:

Nurul Fitri Fatkhani mengatakan...

Alhamdulillah, masih dilindungi Allah SWT ya mbak..

Posting Komentar