RSS

Aku Cinta Rupiah! Kamu??

Ilustrasi
Ya benar, aku cinta rupiah! Aku harus cinta rupiah, karena rupiah adalah mata uang negaraku. Jika bukan aku, siapa lagi yang harus cinta dengan mata uangnya sendiri? Dengan rupiah aku bisa memperoleh hal-hal yang kuinginkan dan dengan rupiah pula aku dibayar untuk setiap tetes jerih payah yang telah kulakukan.

Dengan rupiah aku bisa memanjakan diriku, memanjakan orang-orang di sekelilingku. Dan, dengan rupiah juga, aku bisa membahagiakan orang-orang yang hidupnya kurasakan tak seberuntung diriku, walaupun itu hanya recehan rupiah yang sering kali tak dianggap sebelah mata bagi orang yang hidupnya bergelimang harta.

Kata mamaku, di jaman kemerdekaan dulu nilai rupiah sempat terpotong hingga 1000 kalinya. Pada masa sulit itu, uang senilai Rp 1.000,- mendadak harus menjadi Rp 1,-. Ya, nilai uang yang semula sebesar seribu rupiah mendadak mengalami pemotongan nilai drastis menjadi hanya satu rupiah. Bayangkan, betapa nilai uang menjadi tak berharga. Kehidupan rakyat yang sudah susah, tiba-tiba menjadi bertambah menyedihkan.

Namun demikianlah kebijakan yang harus dilakukan pemerintah saat itu, demi mengatasi inflasi yang sangat tak terkendali (hiper inflasi). Kaum ekonom menyebut keadaan ini dengan istilah Sanering Rupiah. Tujuannya memang mulia, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Namun, keadaan ini tak ayal memicu keresahan yang sangat di kalangan masyarakat umum, karena harga barang mendadak melonjak tinggi hingga daya beli masyarakat menurun drastis.

Pada tahun 2010, Gubernur Bank Indonesia berniat untuk meredenominasi rupiah dan isue ini rupanya diaminkan oleh Bu Menteri Keuangan. Wah, istilah apalagi nih? Redenominasi adalah Pengurangan digit (angka 0) dengan maksud untuk menyederhanakan mata uang sehingga angka 0’nya menjadi lebih sedikit tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Misal, uang dengan pecahan Rp 1.000,- berubah menjadi Rp 1,-, namun nilai yang terkandung di dalamnya tetap sebesar Rp 1.000,-. Dengan demikian rakyat tak perlu khawatir, sebab kebijakan ini diambil justru di saat kondisi makro ekonomi dinilai stabil, sehingga daya beli masyarakatpun tidak terancam turun.


Nah terbuktikan, walau bagaimanapun kondisi rupiah di negaraku, rupiah akan tetap kucinta, karena segala transaksi ekonomi yang kulakukan menggunakan rupiah. Bagaimana dengan kamu??? 

(Ghee’15’11’17-23’31)

0 komentar:

Posting Komentar