“Iya…eS iI eS iI eR…SISIR!!”. Hallooo….kurang kerjaan amat yak??”
Tentu itu hal pertama yang
terlintas di benak, kala membaca judul obrolan kita kali ini.
Eits…jangan apriori dulu. Ide
cerita ini kudapatkan tiba-tiba kala melihat seorang bapak paruh baya
menyisir rambutnya di tengah antrian pasien di rumahsakit.
Tidak ada yang istimewa dengan
sang bapak, juga dengan sisirnya. Namun dari ketidak istimewaan itulah,
tiba-tiba aku teringat dengan ayahku. Yaa…gaya ayah kala bersisir dan jenis
sisir yang digunakan. Tidak pernah
berubah dari semenjak ku kecil hingga kini ku sudah mempunyai anak kecil.
Gerakan menyisir dari arah depan ke belakang dengan tangan kanan yang diikuti tangan kiri untuk merapikannya. Demikian berulang-ulang dilakukan, hingga akhirnya dirasakan sisiran rambutnya telah rapih.
Gerakan menyisir dari arah depan ke belakang dengan tangan kanan yang diikuti tangan kiri untuk merapikannya. Demikian berulang-ulang dilakukan, hingga akhirnya dirasakan sisiran rambutnya telah rapih.
Dahulu ayah selalu menggunakan minyak rambut dengan merk yang terkenal kala bersisir di pagi hari… hmmm…wangi khasnya tiba-tiba terbayang di benakku.
Sisir kecil berwarna hitam,
terkadang juga berwarna hijau tua atau coklat tua, tetapi lebih sering ya si hitam itu, selalu menemani kemanapun
ayah pergi. Obat ganteng istilah anak sekarang.