RSS

Bahagianya Punya ABK...

ngambil ilustrasinya dari sini
Na, kamu masih ngajar?”, itu pertanyaan awal teh Ati, kakak iparku, saat menelponku semalam.

Udah lama enggak. Emang kenapa?”, jawabku asal-asalan.

Kamu bisa ngajar baca-tulis kan?”, kejar teh Ati lagi.

Bisa aja, emang kenapa dan siapa yang minta diajar?”, jawabku mulai penasaran.

Anak temenku, umurnya dua belas tahun, tapi masih belum bisa baca tulis”, ungkap teh Ati selanjutnya.

Wah, kalau umur segitu belum bisa baca tulis, jangan-jangan dia ABK”, ujarku singkat.

Kali ini teh Ati yang penasaran...

Apa tuh  ABK?”, tanyanya.

Anak Berkebutuhan Khusus, seperti Tico lah”, jelasku seraya memberikan contoh salah seorang ponakan kami yang kebetulan memang termasuk ABK.

Iya, tapi dia gak separah Tico, masih seperti Amir”, lanjut teh Ati, memberi contoh anakku yang ABK, namun alhamdulillah berhasil menyelesaikan sekolahnya dan kini melanjutkan studi di sebuah perguruan tinggi pilihannya sendiri.
---------------------------------------

Ini loh, Cara Belajar Islam yang Asyik...

ilustrasi: www.bukuanakmuslimku.com
Hampir semua orang merasa bahwa belajar agama terutama bab fiqh, syariah, akhlak dan siroh nabi itu membosankan. Sejak kecil selalu bab itu-itu saja yang diulang, soal syahadat, thaharah, sholat, shaum, zakat dan haji. Pokoknya rukun Islam yang lima. Belum lagi soal rukun Iman dan akhlak. Namun, kenapa banyak yang tidak paham juga ya? Apalagi mengaplikasikannya dalam keseharian...

Kata Kunci di Blog, Penting Gak Sih?

ilustrasi: belajarsearchengine.com
Sebel, heran campur mikir...

Sudah berbulan-bulan tanda tanya besar bersemayam di pikiran saya. Gak penting-penting amat sih, tapi lumayan menyita energi juga...hehehe. Bukan masalah kehidupan pribadi, apalagi masalah bangsa dan negara yang semakin “aneh tapi nyata” akhir-akhir ini. Hanya masalah sepele, se sepele tulisan ini, tapi koq ya masih mau nerusin mbacanya... Ajaib kan? Hihihi :-p

Begini ceritanya... Mohon kalau mau mendengarkan eh memandang dan membaca baik-baik, pasang mata-telinga dan hatinya yaa...  Kita mulai saja, eng...ing...eeeng...

Dunia Baru itu bernama KOMUNITAS

ilustrasi: gofaztrack.com
Terinspirasi dari tulisan seseorang dan kebetulan saya sedang memikirkan issue yang sama, tentang sebuah trend yang semakin berkembang akhir-akhir ini, yaitu KOMUNITAS! Maka saya coba mengungkapkan uneg-uneg yang mengganjal belakangan itu, daripada nanti jadi bisul dan sewaktu waktu bisa meletus... :-D

Duluuu alias beberapa waktu yang lalu alias sekian tahun terakhir, saya masih bereuforia dengan kehebohan bertemu teman lama melalui dunia maya. Berkat adanya facebook (saya termasuk yang telat bergabung dan telat mengenal jejaring sosial melalui dunia maya), saya dapat kembali berkomunikasi dengan teman kuliah, teman SMA. teman SMP, teman SD, bahkan teman TK (itu juga kalau si teman masih ingat pernah satu TK... :-p ).

SENSASI BEKAM dan TERAPI LINTAH

Ilustrasi: manjaddawajadda.wordpress

"Hahaha... beneran si Beckham bekam? Awas loh ya...xixixi..."

Setelah kemaren saya memposting tentang pengalaman berbekam dan mencoba terapi lintah, banyak yang memberikan tanggapan beragam. Ada yang penasaran, ada yang terheran-heran lebih banyak yang "gilo" -bhs jawa-, artinya geli alias takut-takut gimanaaa gitu... Apalagi jika melihat ilustrasi foto yang saya pajang, sang jawara bola "David Beckham" nampang dengan gagahnya. Tubuh penuh lingkaran bekas bekam (bahkan ada beberapa mangkuk bekam masih menempel di bahunya). Penasaran? Lihat dan ituuu (gambar di atas) ada barbuk (barang bukti), Beckham sedang dibekam... Hmmm, kira-kira sang terapis sadar gak ya, sedang menangani orang terkenal seantero jagad persepakbolaan?

Padahal sebelum saya menuliskan pengalaman itu, saya sudah share status di fesbuk, tanggapannya ya serupa tapi tak sama.  Biar gak penasaran, tentang sensasi berbekam, terutama serunya terapi lintah, saya cerita lagi deh, detailnya...
-----------

BEKAM dan TERAPI LINTAH, SAPA TAKUT??

ilustrasi: pinkiroh.com
Awalnya ditawari seorang teman pemilik sebuah usaha pengobatan alternatif melalui bekam dan terapi lintah. Penasaran dengan proses dan hasilnya, tanpa pikir panjang langsung kuterima tawaran menarik itu.

Memasuki sebuah ruangan kecil ukuran 3x4m2, aku disambut aroma segar dan alunan nasyid nan syahdu. "Silakan tidur tengkurap, Bu", sapa sang Terapis ramah, seraya menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk prosesi bekam.


“KE KANTORPOS? ENGGAK BANGET, DEH!"



Bermula dari status seorang teman di salah satu jejaring sosial...

Selama ini, kirim paket barang ato dokumen, kemanapun yang ada di kepala adalah layanan T*K* atau J*E...karena Brand yang melekat seperti itu. Selama beberapa hari ini saya mencari layanan terdekatnya d Mghyu.. Heran juga gak dapat yang dekat.. Luppaa kalo ngirim dokumen mah bisa ke kantor pos ajah..! Aya di terminal angkot..haha..#‎kekuatan Branding ruaar biasa...”

Pembicaraan kemudian berkembang menjadi diskusi seru tentang keberadaan PT Pos Indonesia, bahasa awamnya mah “Kantorpos” (perhatikan cara penulisannya!). Sosok yang dulu sangat akrab, terutama bagi mahasiswa perantauan penanti wesel pos, para penggemar korespodensi dan para kolektor benda pos alias filatelis.

AYAH GALAU

illustrasi: rizto.blogspot.com
"Hati-hati Nak, jaga diri baik-baik", pesan Ayah sesaat sebelum melepas kepergian Chacha di bandara Soeta. Walau tampak tegar, namun sebenarnya Ayah merasa sangat kehilangan. Berbagai pikiran berkecamuk, dipendamnya dalam-dalam.
...............

Hari ini, Chacha harus mengucapkan selamat berpisah kepada sang Ayah. Esok hari pertama ia menginjakkan kaki di kampus tercinta. Hidup berpisah jauh dari orangtua akan dilakoninya. Semua demi menggapai asa dan cita.

Hubungan Chacha dan ayah memang sangat dekat. Mereka bak dua sahabat. Kemanapun Chacha pergi, ayah siap menemani. Ayah asyik buat diajak curhat-curhatan, maen perang bantal, nobar, sekedar nongkrong cari camilan dan berjuta kegiatan bersama. Hampir tidak ada rahasia di antara mereka. Sebagai anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara, Chacha memang putri kebanggaan ayah.

“SUKSES ANAK, SUKSES ORANGTUA JUA”

Illustrasi, http://muslimafiyah.com/

“Ya Allah, jadikanlah aku sebagai jalan bagi kedua orangtuaku untuk memasuki surgaMu”

Do’a sederhana namun sarat makna itu, terlontar dari bibir seorang pengusaha muda yang memiliki lima perusahaan, mulai skala kecil hingga menengah, mulai dari usaha tempat terapi bagi anak berkebutuhan khusus, hingga pabrik karet dan perkebunan sayur mayur kualitas eksport.

RAMADHAN dan SEMANGAT ODOA


Tak lama lagi, Ramadhan kan jelang. Berbagai persiapan dilakukan, bahkan baju lebaranpun sudah disediakan. Semangat Ramadhan, memang menggairahkan. Sebulan penuh fisik dan mental kita ditempa, hingga akhirnya berbuah manis di penghujungnya.

Bagi beberapa penulis pemula yang tergabung dalam grup NIAT (Nulis itu Asyik dan Top), semangat Ramadhan tengah menjalar hampir sebulan lamanya. Setiap malam, tiga hingga enam artikel ditebarkan di dunia maya, ada yang menclok di Kompasiana, ngendon di blog pribadi, sedikit yang nyasar ke dunia lain...ups, media online lainnya... Semua bermuara pada satu tujuan ODOA (One Day One Artikel), bukan One Day One ayat lho yaa... Sehari harus mampu melahirkan satu artikel!

TIGA JAM BERSAMA SANG SUHU

Membuntuti kesibukan teh guru Indari Mastuti, sangat mengasyikkan. Selain bisa bertanya dan belajar banyak, juga menambah panjang daftar koneksi yang dimiliki. Itulah kesan yang terekam saat berhasil “menempeli” sosok penting di balik IIDN dan IIDB ini selama tiga jam.

“Kita ketemu di kantin gedung Citicon, lt 6 yaa”, demikian pesan yang diposting teh Iin di grup NIAT-IIDN. Dengan penuh semangat, tepat pukul 12.30 saya sudah duduk manis menikmati segelas jus strawberi di kantin yang siang itu mulai sesak dipenuhi karyawan yang sedang makan siang.

KECINTAAN PADA DUNIA ANAK, MENGHANTARKAN STEFI SIERA NGANGI MEMILIKI SEKOLAH LOKAL BERTARAF INTERNASIONAL

Bisnis apa yang tidak akan pernah lekang oleh waktu dan tidak akan kehabisan peminat? Bisnis kuliner? Pasti! Toh kita butuh makan. Bisnis pakaian? Selama manusia sadar bahwa fungsi pakaian adalah untuk menutupi tubuh, maka bisnis fasion takkan pernah mati! Hmm, bisnis apalagi yaa? Bisnis properti! Diterima! Selain sandang dan pangan, manusia hidup tentu perlu papan, untuk melindungi diri dan keluarga dari terik dan hujan.

Semua jawaban itu masuk akal dan memang benar adanya. Namun, ada satu bisnis yang akan selalu dicari dan dibutuhkan, terutama bagi keluarga yang memiliki anak. Tak peduli anaknya masih balita, atau sudah beranjak dewasa.

PADUAN PASSION dan ENTREPREUNERSHIP, KUNCI SUKSES STEFI SIERA NGANGI MELEBARKAN SAYAP BISNIS PENDIDIKANNYA

Cantik, muda dan berprestasi. Itulah gambaran awal ketika berkenalan dengan pimpinan Stefie's House of Creativity. 

Terlahir dengan nama lengkap Stefi Siera Ngangi, Siera –demikian panggilan akrabnya-, telah mengenal dunia seni dan modeling sejak balita dengan mengikuti kursus balet di Namarina. Minat dan bakatnya semakin berkembang seiring waktu, ketika Siera mendapatkan kesempatan belajar di Studio One Gisborne di New Zealand serta Diane Logan Dance School di Gisborne, New Zealand.

STEFI SIERA NGANGI, ENTREPRENEUR MUDA YANG TAK PERNAH BOSAN BELAJAR


Stefi Siera Ngangi, yang akrab disapa Siera adalah seorang gadis muda pemilik bisnis dan pemimpin tiga lembaga pendidikan formal dan non formal berpusat di Bekasi, yang kini telah memiliki tiga cabang di seputaran Jakarta dan sekitarnya.

Kiwikids Preschool & Kindergarden, Kiwi School serta Stefie’s House of Creativity, adalah tiga lembaga yang didirikan untuk mewujudkan kecintaannya pada dunia anak-anak. “Saya senang melihat pertumbuhan anak-anak didik saya dari yang belum bisa apa-apa menjadi pribadi yang mandiri.”, ungkap Siera tentang alasannya mendirikan sekolah untuk anak usia dini serta sanggar tari tersebut.

Latar belakang pendidikan formal yang dijalaninya di tiga negara berbeda sejak usia belia, membuat Siera menjadi pribadi yang cepat beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman baru dari berbagai negara.

"MUSTAHIL KHATAM QUR'AN DALAM SEBULAN SELAIN RAMADHAN!"


Malam ini, tepat sebulan aku tergabung dlm komunitas odoj 1074. Subhanallah, luar biasa! Haru biru menghunjam kalbu. Di usiaku yang sudah tak muda, baru sekali ini aku mampu khatam tepat sebulan, atah bulan ramadhan sekalipun!

Ijinkan aku, meluapkan rasa syukurku dalam berbaris kata..

"Ah, betapa aku tak suka moment reuni!!! "

Setengah ragu kumasuki ruangan itu dan benar, tiba-tiba diriku merasa asing. Banyak wajah-wajah yang kukenal dan cukup akrab menghiasi masa laluku. Namun...kutetap merasa asing dan sepertinya tak bisa menyatu.

"Hallo Sinta, masih inget kan, saya Mela", sapaku ramah seraya mengulurkan tangan kepada seseorang yang pernah menjadi temanku kala kelas 1.