![]() |
ngambil ilustrasinya dari sini |
“Na, kamu masih ngajar?”,
itu pertanyaan awal teh Ati, kakak iparku, saat menelponku semalam.
“Udah lama enggak.
Emang kenapa?”, jawabku asal-asalan.
“Kamu bisa ngajar
baca-tulis kan?”, kejar teh Ati lagi.
“Bisa aja, emang
kenapa dan siapa yang minta diajar?”, jawabku mulai penasaran.
“Anak temenku, umurnya
dua belas tahun, tapi masih belum bisa baca tulis”, ungkap teh Ati
selanjutnya.
“Wah, kalau umur segitu
belum bisa baca tulis, jangan-jangan dia ABK”, ujarku singkat.
Kali ini teh Ati yang penasaran...
“Apa tuh ABK?”, tanyanya.
“Anak Berkebutuhan
Khusus, seperti Tico lah”, jelasku seraya memberikan contoh salah seorang ponakan
kami yang kebetulan memang termasuk ABK.
“Iya, tapi dia gak
separah Tico, masih seperti Amir”, lanjut teh Ati, memberi contoh anakku
yang ABK, namun alhamdulillah berhasil menyelesaikan sekolahnya dan kini
melanjutkan studi di sebuah perguruan tinggi pilihannya sendiri.
---------------------------------------
Teh Ati melihat keberhasilanku mendidik dan mengarahkan
Amir, hingga ia bisa berprestasi bahkan jauh di atas anak normal, dengan segala
keterbatasan yang dimilikinya. Makanya, ketika ada temannya ingin mencari guru
privat baca-tulis untuk anaknya, teh Ati langsung teringat padaku, yang memang
dulu sering memberikan les privat.
Namun itu kan duluuu, kala mudaku. Sekarang, rasanya aku
sering kehabisan waktu. Tugas domestik rumah tangga, hingga harus mendidik dan
mengawasi sendiri proses belajar mengajar anak-anakku yang kubiarkan mengecap
pendidikan langsung di dunia nyata, menyebabkan aku harus mulai mengurangi
aktifitas mengajar privat.
Kini aku memilih berbagi ilmu dengan para orangtua.
Biarlah mereka yang mendidik langsung putra-putrinya. Toh, memang kewajiban
orangtua memberikan pendidikan dan menjadi contoh terbaik bagi anak-anaknya
bukan?
---------------------------------------
Kuterangkan pada teh Ati, bahwa yang terpenting bagi ABK, bukanlah mampu membaca-menulis ataupun berhitung. Terlalu sulit, terutama bagi mereka yang maaf-maaf saja, IQ'nya dideteksi di bawah 70, yang biasa orang awam
menyebutnya sebagai "idiot", walaupun wajahnya tidak mongol, sebab masih dalam taraf debil atau embisil, untuk menyerap materi formal.
Lebih baik, mereka diarahkan untuk mampu mandiri, minimal mampu mengurus keperluannya sendiri. Mampu mandi, berpakaian dan makan sendiri. Mampu mengembalikan barang-barang pada tempatnya. Mampu menahan emosi. Mampu berkomunikasi dengan baik. Hingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara materi. Bisa melalui belajar ketrampilan atau melalui kemampuan unggul lainnya.
---------------------------------------
Memang, tak mudah memiliki seorang ABK, disamping dituntut
lebih sabar dan telaten membimbing
mereka, orangtuanya juga harus lebih kreatif, rajin bertanya, mencari
informasi dan kemudian mengolahnya menjadi sebuah rencana pembelajaran yang
terarah, hingga kelak si anak mampu menemukan potensi terbaik yang dimiliki.
Selanjutnya, tugas orang tua tinggal memfasilitasinya dan tak berapa lama, akan terlihat nyata hasilnya,
bahwa si ABK ternyata mampu berprestasi di atas rata-rata, sesuai dengan
passion dan bakat yang diberikan Allah, sang Khaliqul Qudus.
Gak percaya? Sudah banyak contohnya. Mulai dari ABK yang tak
memiliki tangan, namun mampu melukis menggunakan kaki dengan sangat
indahnya. ABK yang mengidap down syndrom
namun menjadi peraih medali emas
olimpiade ABK. ABK yang tak sempurna fisik, namun mampu meraih puluhan ribu
dollar per hari dari situs jual-beli
online yang dikelolanya. ABK yang jago memainkan alat musik. ABK yang menjadi
jawara tarik suara. Hingga ABK yang tulisan dan perjuangan hidupnya mampu
menginspirasi jutaan ABK-ABK lainnnya.
---------------------------------------
Jadi, dikaruniani anak istimewa, janganlah bersedih,
mengutuk bahkan mengucilkannya. Namun, berbahagialah, karena kita menjadi orangtua
yang dipilih Sang Maha Pencipta untuk menerima
amanah mendidik dan merawat seorang anak istimewa. Jika keiklasan itu telah
hadir, tugas selanjutnya, siapkan diri untuk tumbuh dan berkembang
bersamanya... Kuncinya hanya satu “belajar...belajar dan bersabar”.
---------------------------------------
RaDal, 10'12'14-11'11
13 komentar:
Saya selalu salut dengan orang tua tegar dan mampu mendidik ABK mak
anak istimewa memang untuk diistimewakan :)
Saya juga py teman yg memiliki anak ABK mba. Luar bias a memang cara dia mendidik.anaknya. bahkan skrg anaknya berprestasi juga.
Semangat Dan salut buat para orangtua yg memiliki anak ABK. :)
sy jadi ikut belajar banyak dari blog mba :) terimakasih.
Salut saya pada ortu yang punya anak ABK. idak semua orang bisa dengan mudah kondisi seperti itu.
Setiap makhluk Allah ada kelebihan dan ada kekurangannya. Jangan selalu melihat kekurangan yang ada pada anak ABK, karena pasti dia memiliki kelebihan yang terkadang tidak dimiliki anak-anak lainnya. Orang tua yang bijak pasti akan selalu fokus dengan kelebihan anaknya. Dan berusaha untuk mengembangkannya. Saluut untuk ibu dari anak ABK yang berprestasi.
Entah mengapa setiap kali melihat orsng tua dari ABK saya selalu merasa kagum. Mereka selalu punya kemampuan amat istimewa dibanding ortu lain dalam mengasuh dan mendidik anak2 mmereka. Salut.
Jadi ingat kakak ipar yg mempunyai dua ABk.Saluut sama.kesabarannya
salut dengan kesabaran orang tua yang memiliki ABK
Terimakasih semua tanggapannya yaa man teman... Insya Allah sekarang sedang digodog kumpulan kisah perjuangan para orangtua yang memiliki ABK... Tunggu tanggal mainnya... Please stay tune @here ;-)
Mbak Gina... tularkan ilmunya, yaa... Salam sayang to amir. tolong bilang sama amir, selamat punya mama yang super kereen.. :)
Salam kenal Mbak Gina..kebetulan saya juga pny pengalaman mengajar di sekolah luar biasa. Dan bertemu dg ABK yang karakteristiknya sangat berbeda. Saya bersyukur mengenal mereka. Dan saya salut kpd seluruh orang tua ABK yg dengan semangat mampu mengantarkan anak-anaknya menuju kesuksesan. Nice to meet you mba :)
Mbak, udah buka preorder (calon) bukunya? Saya daftar... Hehe sungguh salut dengan para orang tua istimewa. Gak sabar ingin baca kisahnya.
@mb Fifi: salam sayang juga buat tante Fifi yang super sekalee... ;-)
@mb Suci: salam kenal juga, Nice to meet you too, mba...
@mb Sayidah: siiip, langsung masuk list awal... lagi digodog nih, doakan lancar jaya yaa... ;)
Posting Komentar