RSS

Bukan Perempuan Biasa... "Nyai Ahmad Dahlan The Movie"

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS Ali Imran:104)
Ayat tersebutlah sumber inspirasi hidup tokoh ini.

Tak banyak yang mengenal sosok beliau. Siti Walidah, perempuan tangguh, cerdas luar biasa yang hidup sejaman dengan RA Kartini.
Seorang inspirator-Ibu-guru-sahabat serta pejuang. Supporter setia sang suami KH Ahmad Dahlan. Berdua mereka bersinergi saling mensupport perjuangan masing- masing.


Beliaulah NYAI AHMAD DAHLAN. Pendiri gerakan Sopo Tresno yang kelak menjadi Aisiyah. Jauh sebelum masa kemerdekaan, blio sudah mampu mengumpulkan 500 perempuan dari seluruh wilayah Nusantara dengan berbagai latar belakang, dalam sebuah Konggres Perempuan di Solo.

Kedekatan beliau dengan Bung Karno dan Jendral Sudirman, membuat mereka sering berdiskusi seputar perjuangan.

Tentu bagi yang pernah berkunjung ke Mesjid Kauman-Yogyakarya, aura NYAI AHMAD DAHLAN, begitu kuat terasa di sana hingga kini.

"Kalian harus berani mengorbankan jiwa-raga & harta, untuk menegakkan kalimat Allah", ucap Nyai mengingatkan kaumnya.

"Jangan sampai urusan dapurmu, menghalangi kegunaanmu bagi masyarakat", tegur sang suami.
--------------------
Siapakah Siti Wahidah, atau Nyai Ahmad Dahlan sebenarnya?

Beliau terlahir dari keluarga pemuka agama Islam. Ayahnya bernama Kiai Haji Fadhil, seorang Penghulu resmi Keraton. Pada masa itu, seorang anak perempuan jika beranjak baligh akan mengalami fase dipingit di rumah hingga tiba saatnya untuk menikah. Beruntunglah sedari kecil Siti Wahidah mendapat pendidikan agama yang baik dari sang Ayah, hingga akhirnya ia dinikahkan dengan sepupunya, Kiai Haji Ahmad Dahlan yang baru pulang dari Tanah Suci. Mereka dikaruniai enam putra-putri.

Sebagai istri dari seorang pemuka agama yang berpikiran revolusioner, Siti Wahidah sering mendapat kecaman dan tentangan sebab pembaharuan yang mereka sampaikan.  Akibat kedekatannya dengan tokoh Muhammadiyah dan pemimpin nasional lainnya, menyebabkan Nyai Ahmad Dahlan mempunyai pandangan yang luas walaupun tidak sempat mengenyam bangku pendidikan umum.

Pada tahun 1914 dibentuklah kelompok pengajian Sopo Tresno yang dipandu oleh pasangan suami-istri Kiai dan Nyai Ahmad Dahlan. Pengajian ini merupakan cikal bakal organisasi kewanitaan berbasis Islam yang berada di bawah naungan Muhammadiyah. Tepat pada malam Isra Mi’raj, 22 April 1917 Aisiyah resmi berdiri dengan ketua pertamanya, Nyai Ahmad Dahlan.
---------------------------
Penasaran dengan kiprah beliau bagi perempuan Indonesia? Nantikan kisahnya di layar bioskop 24 Agustus 2017.
Tokoh Nyai Ahmad Dahlan sejak usia belasan nan ceria, hingga renta namun tetap tegar, diperankan secara apik oleh Tika Bravani. Sementara lawan mainnya adalah David Chalik.
Film produksi Iras Film & disutradarai Olla Atta Adonara, diyakini bukan sekedar tontonan namun juga tuntunan.
Dyah Kalsitorini, sang produser merangkap penulis skenario memerlukan waktu hingga 6 bulan untuk meriset kisah tokoh luar biasa ini. "Alhamdulillah tepat setahun sejak ide awal muncul, film ini siap tayang", ujarnya sumringah.
Aransemen musik film biopic nan megah, digarap secara serius oleh Tya Subyakto, membuat film ini layak diperjuangkan di berbagai ajang festival film.
Penasaran?? Skali lagi... Nantikan tayang perdananya di bulan kemerdekaan ini... Ciao....Nyai Ahmad Dahlan the Movie










1 komentar:

Retno Kusumawardani mengatakan...

pada masa itu sudah mampu mengumpulkan 500 perempuan. Sungguh prestasi yang luar biasa...

Posting Komentar