RSS

"PERSAHABATAN BAGAI KEPOMPONG" (Memory Melody Laskar Putih-Biru, part Three)

Malam kian larut, namun Sandra masih belum mampu pejamkan mata.  Terbayang kembali saat-saat pertemuan dengan kelima sahabat lamanya, Laskar Putih Biru... 

Bermula dari pertemanan mereka semasa masih berseragam putih biru, duapuluh tujuh tahun yang lalu.  Sempat terpisahkan oleh jarak dan waktu, namun berkat kecanggihan teknologi, akhirnya mereka bertemu kembali melalui jejaring sosial yang mampu mendekatkan yang jauh, tetapi jangan sampai menjauhkan yang dekat...

Dipandanginya foto yang diupload Zizi di pesbuk, tiba-tiba semua kejadian dan celotehan mereka kala bertemu beberapa hari yang lalu, melintas silih berganti bak sebuah tontonan berseri.
=================

"Gimana kalo topiknya saat ketemu jodoh masing-masing! Dulu kan pernah diomongin di grup tuh... Sekarang kita lanjutin lagi", usul Sonny setelah mereka berkumpul kembali, seusai menunaikan sholat Jum'at.

"Oke... yang jelas, istrimu itu anaknya induk semang. Nah, biar bisa ndeketin sang pujaan hati, kamu pake taktik pura-pura nyari tempat makan enak... Gitu kaan?", sambar Sandra langsung. 


"Yaah... ketahuan deh. Nyesel aku usul duluan", sesal Sonny

Kamipun lantas tertawa bersama, menyaksikan pipi Sonny mulai bersemu item jambu...

"Sekarang giliran kamu San!", tembak Sonny ke Sandra

"Oooh.. kalo aku mah, dijodohin ama temen kuliahku yang kebetulan temen sekantor suamiku. Simple aja koq", jawab Sandra tenang.

"Nah...kalo Khairy, pasti dijodohin ortunya.  Iya kan? Soalnya istri Khairy temen sekamarku selama 4 th dan selama itu pula, aku tahu pasti kalo dia gak pernah punya teman lelaki spesial. Makanya waktu mereka menikah, aku sempat bertanya-tanya, siapakah suaminya, koq rasa-rasanya aku sangat familiar dengan senyumannya. Ternyata... dia teman SMP-ku... Dunia emang segede daun kelor yaa..", papar Sandra panjang lebar tentang istri Khairy.

Khairy-pun hanya tersenyum mengiyakan...

"Wah, jangan-jangan semua kejelekanku juga pernah diceritain istrimu ya?, tanya Sandra ke Khairy.

"Yang jelas, tiap ketemu istrinya Khairy, dia selalu ingat bahwa aku dulu suka ketiduran dan males banget belajar kalo pas musim ujian, tapiii punya beribu alasan untuk sibuk di himpunan mahasiswa, apalagi kalo sudah ada telepon untuk rapat, langsung ngacir ke kampus...hihihi", terang Sandra sebelum Khairy mampu berkata apa-apa.

"Nah, sekarang giliran Deddy nih. Dari tadi senyum-senyum aja.", pinta Sonny sambil menghadapkan tubuhnya ke Deddy.

Yang ditanya sontak kaget, karena tidak menyangka sekarang tiba gilirannya.

"Aku dan istriku beda tiga tahun. Kami ketemunya di sini koq. Terus kuboyong deh ke negeri sakura. Udah gitu ajah", tungkas Deddy cepat, sebelum pertanyaan berlanjut dan berkepanjangan.

"Nah... kalo kamu gimana Zi?", cecar Sonny ke Zizi penasaran.

"Wah, aku mah ama tetangga sendiri, kebetulan dia temen SD-ku. Tapi kami jadiannya waktu SMA. Terus waktu kuliah aku ngambil jurusan yang diminta ama dia, supaya aku gak banyak maen katanya", urai Zizi tentang suami dan pilihan jurusannya itu.

"Naaah, sekarang yang terakhir, tapi gak enak juga nih nanyanya.  Kalo kamu gimana Bas?", tanya Sonny ke Baskoro.

"Sandra temenan koq ama mantanku. Tanya aja ama dia", balas Baskoro cepat sambil melirik Sandra.

Dengan santainya Sandra angkat bahu... "Embuuh", ujarnya sambil melengos...

Merekapun kembali tertawa bersama... Ah... saat-saat indah tuk dikenang.
=================

Obrolan masih tetap berlanjut, kali ini tentang masa-masa kuliah dan akhirnya merambah ke masalah pekerjaan.

"Dulu aku ngambil Teknik Sipil di Oslo", papar Sonny

"Daan... calon istrimu kan yang mbantuin kamu nyelesein skripsimu..??", sambung Sandra cepat.

"Yaah, kebuka deh aibku. Koq tau?", protes Sonny.

"Ya taulah.  Emakmu barusan yang ngasih tahu, waktu kalian jum'atan tadi.  Tapi gak pa-pa deh Son, itu tandanya, calon istrimu waktu itu pengen kamu cepet lulus, jadi bisa cepet dilamar deh.", canda Sandra sambil senyum-senyum. 

"Teruuus...ibumu juga cerita bagaimana dulu beliau nyesel, punya anak insinyur tapi koq kerjanya belepotan tanah, gak keru-keruan. Pinginnya ibumu, anaknya yang insinyur itu begitu lulus, kerja kantoran, pake dasi, naik mobil adem, banyak anak buahnya... gituuu", lanjut Sandra tanpa menghiraukan protes Sonny.

"Tapiii, sekarang dah kesampaian kan semua keinginan ibumu?", tanya Sandra ke Sonny.

Setengah bersungut-sungut, akhirnya Sonny berkomentar...


"Iya deh ngaku... Dulu emang begitu kerjaannya. Ibuku sempat syok juga. Tapi sekarang udah beda.  Kebetulan bulan depan aku mau jalan-jalan ke negerinya paman Putin. Itulah enaknya tempatku kerja. Bisa jalan-jalan keliling dunia. Sudah lama aku kerja di sini, kebetulan sekarang ditempatkan jadi pawang gajah di Sumatera", terang Sonny yang kini berkarir di sebuah perusahaan property terkemuka di Indonesia.

"Udah ah, sekarang gantian. Kalo kamu gimana Ded? Kenapa gak milih tinggal di indonesia aja?", kilah Sonny sambil mulai melancarkan serangan ke Deddy.

"Yah, aku sih pingin banget kerja di sini, tapi buat kenyamanan dan keamanan anak-anak aku lebih milih di negeri sakura.", papar Deddy tentang pilihannya untuk tidak berkarir di negeri sendiri, selain alasan demi anak-anak tadi, iapun sadar bahwa ilmu yang dimilikinya tidak dapat diaplikasikan di sini. Teramat sangat disayangkan memang.


"Waktu awal kuliah dulu, aku sempet stress juga. Dosennya ngasih kuliah pake bahasa jepang, nulisnya dan neranginnya ceepet banget, trus kita juga disuruh nulis makalah pake bahasa jepang. Tahu sendiri kan... tulisannya aja aneh gitu. Wuih, pokoknya bener-bener perjuangan deh", papar Deddy yang menyelesaikan S1 dan S2-nya di negeri matahari terbit itu dan kini berkarir di salah satu perusahaan elektronika terkemuka di sana.

"Naah, sekarang giliran Khairy nih... bosnya gas se jabodetabek", ujar Deddy mengalihkan pembicaraan ke sobat kentalnya itu.

"Aku dulu kuliah di kampus Salemba, kalau parkir selalu di samping kamar jenazah RSCM, karena di sana paling mudah menemukan tempat parkir...", urai Khairy memulai ceritanya.

Akhirnya, cerita Khairy yang agak berbau mistik itu membawa mereka bercerita ngalor ngidul tentang makhuk gaib... Seru juga, tapi khusus bagian ini gak enak buat dikenang deh... 

Khairy dan suami Zizi teman sekampus dan sejurusan.  Hanya waktu itu, mereka memang sama-sama tidak tahu, bahwa mereka terhubung dengan orang yang sama, yaitu Zizi. 

Ternyata benar, bahwa dunia memang hanya sebesar daun kelor (ada yang pernah lihat daun kelor?? bukan daun jengkol lho yaa...heheh)

Kini semua mata tertuju ke Baskoro, yang hanya mesam mesem saja. Calon professor yang baru menyelesaikan PhD-nya di negeri kangguru itu, baru saja menjejakkan kakinya kembali ke tanah air setelah lebih dari 11 th berjuang meraih gelar doktornya. 


Add caption
"Yaah..memang nasibku harus sekian lama, dengan empat pembimbing yang berbeda.  Untung pembimbing terakhir berbaik hati, aku gak disuruh ganti topik", kilah Baskoro tentang kesulitannya menyelesaikan S3-nya sesuai target.  Benar-benar perjuangan yang patut diacungi jempol (kalo perlu jempol tangan dan kaki maju semua!)
=================

Teng...teng...teng... tak terasa jam di dinding berdentang tiga kali, pertanda dini hari tlah menjelang.  Lamunan Sandrapun terhenti, sambil menata hatinya kembali yang haru biru mengenang persahabatan mereka, Sandra-pun melantukan lagu "Persahabatan Bagai Kepompong...", yang pernah ngetrend sekitar tiga tahun yang lalu... dipopulerkan oleh Sindentosca...

Yah... semoga persahabatan mereka tak lekang oleh waktu dan semakin indah, layaknya sebuah kepompong yang kelak kan berubah menjadi kupu-kupu nan cantik menawan...



Dulu kita sahabat teman begitu hangat 
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu

Dulu kita melangkah berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karna sesuatu
Mungkin ku bertindak kejauhan
Namun itu karna kusayaaang...

Persahabatan bagai kepompong...
Merubah ulat menjadi kupu-kupu...
Persahabatan bagai kepompong...
Hal yang tak mudah berubah jadi indah

Persahabatan bagai kepompong...
Maklumi teman hadapi perbedaan...
Persahabatan bagai kepompong...
Keee...pom...poong...
Na na na na na na na na na...

Semua yang berlalu biarkanlah berlalu
Seperti hangatnya mentari
Siang berganti malam sembunyikan sinarnya
Hingga ia bersinar lagi

=================


BojSar'060912 (1'37)

...t.h.e...e.n.d...









0 komentar:

Posting Komentar