Diawali dengan menu sarapan pagi (yg ala kadarnya, soto tahu bacem), akhirnya mulai terlihat keceriaan menghiasi pagi nan cerah. Seragam kaos putih dgn kombinasi lengan oranye yg begitu menyolok, menambah kesemarakan suasana kala itu.
Mejeng bentar sebelum raun2 ke Borobudur |
Mejeng bentar di samping bis, sebelum akhirnya rombongan berangkat menuju... Borobudur, Candi terbesar yang (masih?) jadi icon dari tujuh keajaiban dunia. Di tengah jalan rekan Hestu Wijaya menghadang, doi yang sekarang bermukim di Yogya, tapi bekerja di Semarang ini, gak mw ketinggalan momment2 berharga ketemu temans lama (bayangin 27 th!!).
Mejeng di Pelataran Borobudur... |
Om ByU & Mas Has2 |
Acara berlanjut dengaaan.... maksiii (makan siang) ala lesehan di RM Muara Kapuas yg terletak di Dusun Mandingan, Moyudan-Yogyakarta atau hmm... di dusun Ngentak, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta yak?. . (hehehe, suer penulis binun... kmrn ke resto yg mane yee??)
Lauknya mannaaa??? |
Keceriaan di RM Muara Kapuas |
Rebutaaaann... |
Setelah kekeyangan dijamu di RM Kapuas yg lumayan bikin puas, rombongan bersiap-siap menuju Ullen Sentalu, sebuah Museum Seni Budaya Jawa, yg diprakarsai oleh kel Haryono, terletak 25 Km arah Kaliurang (kunjungan ke sini merupakan idenya rekan Merci).
Kami disambut oleh hujan rintik2 dan suasana remang2 jelang senja, palagi ini di lereng gunung Merapi booo (udaranya jadi kerasa dingiiin buangeth). Setelah membayar tiket Rp 25.000,00/orang, kami memulai petualangan memasuki “dunia lain”, jiwa seakan-akan dibawa menembus lorong waktu menelusuri jejak2 sejarah dan budaya Jawa, trutama 4 kerajaan besar Mataram (Yogyakara, Surakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran).
Berbagai benda2 antik dan cantik bertaburan di mana-mana. Dipandu oleh dua orang tourguide profesional (lagi2 rombongan terpaksa dibagi dua), yang menceritakan dengan penuh semangat tentang detil ruangan berikut benda2 yg ada di dalamnya, plus sejarah yang mengiringinya (kagum jg ama tuh guide, mereka apal banget nama2 para kerabat keraton, ditatar berapa lama yak?? hehe...intermezo), kami menelusuri ruangan demi ruangan, terkadang harus menyebrang menembus hujan demi menuju ruangan selanjutnya.
Sempat terjadi insiden kecil kala kami berada di Sasana Sekar Bawana, yang merupakan ruang terakhir dari keseluruhan ruang pamer yang ada...(dah, gak usah di bahas.. )
Magrib menjelang, kamipun melanjutkan perjalanan, kali ini bus kembali meluncur ke arah kota Yogyakarta. Agak kedinginan kerna basah kehujanan, kami digiring menuju destinasi selanjutnya, House of Raminten yg terletak di Kota Baru-Yogyakarta. Nih linknya...http://wisata.kompasiana.com/
Di sini kami disambut dgn suasana cozzy ala cafe gaul (buangeth). Gilaaa...pengunjungnya aja ampe rela ngantri puanjaaang, hny skedar bwt mnikmati suasana & menu nyeleneh (jajanan khas yogya yg dah di repackage, dgn kisaran harga Rp 1.000,00 – Rp 25.000.00 / porsi), yg kata bberapa temen “gak enak” (eh pdhl tempat ini tnyt direkomendasikan bwt dikunjungi oleh wisatawan looh).
Yang mbikin heboh, ya Wedang Sereh-nya itu. Sbh minuman hangat racikan sereh, jahe, dll, yg dihidangkan dalam sebuah gelas yg didesain khusus, super guedhe & alamak minumnya aja ampe ribet... Fiuh...(mending liat gambarnya aja yaaa...hehe).
Perut sdh kekenyangan, Badan sdh kelelahan, mata sdh limawatt-an, rasanya pilihan terbaik adalah.... Tiduuuurrr...
Kembali ke hotel, setelah bebersih badan sebentar, tak lama kemudian suasana senyap langsung menyelimuti penginapan...
Met malem temans... Met Mimpi Indah... Esok kita berpetualang lagi, melanjutkan perjalanan...
(hmmm...lanjut ke episode 3 gak yaa?? Hehehe)
0 komentar:
Posting Komentar