Ini hari kedua rombongan menghirup udara Yogya (Bantul, tepatnya). Pagi ini sepertinya body lebih fit dan siap bwt ngedukung seluruh aktifitas, setelah bisa istirahat dgn nyenyak semalem.
Menu sarapan pagi, agak mendingan dikiiit, yaitu...Nasi goreng pake telor matasapi....!! hehe, plus beberapa kotak nasi yg sempat diselamatkan kerna gak kesenggol saking dah gak semangat makannya semalem di Raminten.
Bangsal Kencono |
Pagi-pagi, rombongan sudah menggedor gerbang Kraton. Setelah memasuki salah satu dari dua gerbang yang ada, yaitu Tepas Pariwisata (Regol Keben) dan membayar Rp 5.000,00/orang, rombongan memasuki Kompleks Sri Manganti dan Kedhaton, dimana terdapat Bangsal Kencono yang menjadi balairung utama kraton, kebetulan sedang ada persiapan pagelaran wayang kulit (rupanya setiap hari memang digelar berbagai pertunjukan di sini).
Di Kraton |
Setelah menjelajah sebentar di area seputaran Kraton, tak lupa mejeng sana sini (teteup hobi narsis gak boleh ketinggalan), serta melihat dari dekat bagaimana kesibukan para Abdi Dalem, melihat-lihat barang-barang koleksi keraton, koleksi souvenir2 yang diterima oleh Sultan, hingga koleksi batik (dari masa HBVIII – HB X), pandangan sempat terpana ke sebuah lukisan dan sebuah foto yang diletakkan berdampingan. Di sana tergambar, bagaimana letak Kraton Yogya yang menjadi pusat dari garis imajiner yang menghubungkan Parangtritis dan Gunung Merapi.
Naaah, seperti biasa, biar lebih jelas tentang Kraton Yogya, silakan lirik link ini http://www.yogyes.com/id/
Hari semakin siang, kala rombongan berkumpul kembali di halaman luar kraton dan sepakat untuk terbagi mejadi dua rombongan, yang hobi belanja belinji silakan ngikut Riza dan Eka menyusuri Malioboro, yang hobi bertualang heritage silakan mbuntut Merci dan Bayu.
Kali ini perpisahan tak terelakkan bwt Kemal sekeluarga, yang harus segera meninggalkan Yogya.
Hmm...kerna nenek moyang saya asli Yogya, saya lebih tertarik menyusuri Tamansari (sorry temans, kali ini edisinya Tamansari yaa...hehe).
Masangin (Masuk di antara Dua Pohon Beringin) |
Belajar Mbatik Super Kilat |
Disambut oleh TourGuide seorang bapak yang cukup ramah dan ternyata pinter motret juga, shingga hobi narsis tersalurkan sempurna, kami menyusuri bangunan demi bangunan yang ada di Tamansari. Ternyata kompleks Tamansari yang terkenal dgn sebutan Fragrant Garden ini, semula luasnya meliputi 10 ha, dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air.
Umbul Binangun |
Sayang, kami hanya bisa mengunjungi beberapa saja, sebab bagian yang lain sedang direnovasi. Kali ini yang pertama kami kunjungi Pemandian Umbul Binangun.
Ini cerita serunya yang saya kutip dari wikipedia (nih link-nya,http://id.wikipedia.org/wiki/
Nampung Iler'e Wutho |
Menara tempat Sultan Menentukan Pilihan... |
Di selatan bangunan tersebut terdapat sebuah kolam yang disebut dengan "Umbul Binangun", sebuah kolam pemandian yang dikhususkan untuk Sultan dan Permaisurinya saja. Pada zamannya, selain Sultan, hanyalah para perempuan yang diizinkan untuk masuk ke kompleks ini. Ini di mungkinkan karena semua perempuan (permaisuri, istri (selir) dan para putri sultan) yang masuk ke dalam taman sari ini harus lepas baju (telinji), sehingga selain perempuan di larang keras oleh sultan untuk masuk ke Taman Sari (seru yaaa....)
Jadul dah ada Sauna looh... (di bawah itu tungkunya) |
Sayangnya, keberadaan kompleks Tamansari, kini dikelilingi oleh pemukiman padat penduduk, sehingga suasana jaman keemasan Kraton dulu, kurang dapat dirasakan.
Waah... kepanjangan cerita soal Tamansari yaa?? Kalo gitu, kembali kecerita rom-bong-an deh...
Mejeng Bentar di Museum Benteng Vredeburg |
Judulnya "Sabar Menanti..." |
Beberapa temens sempet protes, katanya “gak ada sambel saos!!”. Piye tho, dimana-mana makan bakmi jawa ya pake cabe rawit iris buuu, bukan sambel saos!! Hehe... Seperti bakmie jawa pada umumnya, dimasak menggunakan anglo (areng), ayam yg digunakan ayam kampung (makanya gurih) dan harusnya masaknya satu demi satu (kmaren demi alasan kepraktisan & ketidaksabaran kerna dah kelaperan, mie-nya dimasak per empat porsi, untung masih enak rasanya...hehe)
Madame lagi Mbantuin Masak... |
Setelah wareg-reg, rombongan (kali ini Hestu kembali bergabung dan Yelly harus mengejar pesawat ke Jakarta) melanjutkan perjuangan menuju WaterByur Tirta Tamansari-Bantul, yang dikelola oleh keluarga rekan kita mas Moko.
Eh berdasarkan data yang saya dapet, pendapatannya bisa ampe Rp 42 juta sehari loooh (gak percayaa?? Nih buktinya...hehe)http://www.antaranews.com/
Keceriaan di Pinggir Kolam "WaterByur..." |
Heboh di Pantai Goa Cemara |
Suasana pantai yang lumayan sepi, menyebabkan kita bisa bermain sepuasnya di sini, sayang Merci dan Riza harus segera mengejar pesawat tuk balik ke Jakarta.
Pantai Goa Cemara |
Tak terasa, magrib menjelang, pertanda harus segera meninggalkan pantai yang penuh kenangan, setelah sebelumnya mengabadikan fenomena sunset yang sayangnya agak tertutup awan.
Gudeg Bu Slamet |
Penasaran?? Nih link-nya http://www.yogyes.com/id/
Hari ini, benar2 akhir pekan yang menyenangkan, walaupun sudah semi kelelahan, beberapa temans yang masih penasaran, menjajal keberuntungannya melewati dua pohon beringin di alun2 Kidul, alias Alun2 Selatan yang dikenal dengan istilah Masangin (Masuk diantara Dua Pohon beringin), padahal hari sudah semakin malam dan esok pagi buta harus bersiap-siap menuju Bandara. http://www.suaramerdeka.tv/
Esoknya, kala matahari masih 'lom menampakkan sinar sempurnanya, tampak serombongan anak manusia yang tergabung dalam '85 Tour de Yogya, telah sibuks berkemas menuju Bandara Adisucipto-Yogyakarta.
Tepat pukul 05.30 pagi, rombongan sudah ngantri di depan loket Lionair tujuan Jakarta, tuk boarding. Tak lama kemudian, jam 07.00 wib, pesawat LionAir dengan no. Penerbangan JT 0561-pun takeoff meninggalkan berbagai kenangan tak terlupakan selama dua hari tiga malam di Yogyakarta dan tepat pukul 08.10 pesawat landing di Bandara Soeta (perasaan baru duduk dah nyampe..hehe]
Terimakasih tak terhingga bwt mas Moko, Mb Hervin dan Mb Tuning yang sudah dengan penuh keramahtamahan menyambut temans lamanya, juga bwt mb Riza, mb Eka, sist Merci, dan trutama Sang Kompor Mledug om Wiwid alias Nengah, yang sudah meluangkan waktu dan tenaganya bwt ngurusin kita2.
Inilah cuplikan kesan dari rekan kita yang alhamdulillah akhirnya bisa nggabung, melalui SMS-nya ke saya “Makasih ya udah diajak ke reunian ini. Foto2nya bagus2 dan narsis abis...hehehe, kite2 pada gak nyadar ya klo udah pada tuir2...abis pada lupa diri seolah2 masih SMP...hehehe... Maunya yaa.. Suwun Nggih (Salam Hestu Wijaya dan keluarga).
Alhamdulillah... akhirnya selesai juga cerita (tiga episode), perjalanan '85 Tour de Yogya, kini tiba saatnya tuk kembali ke dunia nyata... njejeg bumi dan siap2 nabung (plus kerja keras), bwt perjalanan selanjutnya (butan begitcu om Nengah??)...
# The end #
0 komentar:
Posting Komentar