RSS

Bedah Buku Melawan Konspirasi Global di Teluk Jakarta

"Sejatinya Pelabuhan adalah kawasan strategis dan simbol kedaulatan sebuah negara. Maka privatisasi pelabuhan kepada asing, sama saja mengobral rahasia pertahanan negara. Jika putra putri bangsa mampu kelola dan operasikan pelabuhan nasional, kenapa harus dikontrakkan terus ke asing?"

_Capt Subandi_ Ketua GINSI (Gabungan Importir Nasional Indonesia)



"Perjuangan SP JICT dalam advokasi hak-hak pekerja, melebihi perjuangan kebanyakan yang hanya sebatas memperjuangkan hak-hak atas upah yang layak, jaminan sosial dan hak-hak dasar lainnya. 

Mereka sudah dalam taraf perjuangan politik hingga ideologis, yang mensasar pada penentuan sikap negara untuk memperkuat sistem ekonomi kerakyatan yang saat ini diikhtiarkan oleh seluruh elemen bangsa, termasuk SP JICT.

Kegigihan para pekerja JICT dalam memperjuangkan aset-aset negara ini patut diapresiasi tidak saja melalui pengambilan kembali seluruh saham dari pihak luar, melainkan juga meletakkan sistem perekonomian kerakyatan sebagai irah-irah dan nafas pembangunan di Indonesia. "

_ Alvin Kurnia Palma, SH_ (Praktisi Hukum)
===============

"Buku ini merekam sebuah paradoks besar antara semangat kemandirian yang digelorakan dan realitas yang dipraktekkan melalui kebijakan ekonomi-politik negara. 

Secara detil dan runut kita juga diajak menjadi saksi bagaimana perjuangan sebuah serikat pekerja melawan tak hanya manajemen  perusahaan, juga korporasi global dan jejaring lobinya di pusat-pusat kekuasaan.

Bukankah sejarah mengajarkan bahwa kolonialisme dan imperialisme selalu melibatkan mitra-mitra lokal?

_Dandhy Laksono_ (Penulis "Indonesia for Sale)
------------------------------------
Tiga pendapat tersebut cukup mewakili bagaimana buku ini dibuat dalam rangkaian perjuangan anak bangsa yang tergabung dalam Serikat Pekerja PT Jakarta Indonesia Container Terminal (SP JICT). Mereka dengan kesadaran penuh berusaha melakukan berbagai upaya, demi aset bangsa tetap dikuasai negara, bukan dikekep oleh pihak asing.

Kecurigaan demi kecurigaan mereka kumpulkan dan dijadikan barang bukti untuk kemudian diserahkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lobi-lobi terhadap pihak wakil rakyat hingga pihak keamanan keuangan negara mereka lakukan, walaupun hasilnya masih belum terlalu memuaskan, namun ada setitik asa membayang di ujungnya.

Semoga perjuangan dan ikhtiar keras mereka membuahkan hasil sesuai yang diharapkan dan jangan sampai ada lagoli aset negara yang dilego ataupun digadaikan kepada pihak asing. Negara kita telah 73 tahun merdeka, apakah rela dan ikhlas bila dijajah kembali? Dimana peran kita dalam menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang segenap jiwa-raga demi sebuah kata MERDEKA!!!
-------------------------------

Untuk mensosialisasikan Buku "Melawan Konspirasi Global di Teluk Jakarta" ini, pada hari Rabu (15 Agustus 2018), di Sanggar Maos Tradisi - Sleman, telah dilakukan  Bedah Buku dengan menghadirkan pembicara Dr. Arie Sujito (Sosiolog UGM), Dr. Aris Arief Mundayat (Dosen Lemhanas) dan Nova Sofyan Hakim (Ketua Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia). Dimoderatori oleh Ahmad Fadli (Penggiat SMT)

Dalam kata sambutannya Firman dari SP JICT menyampaikan ;
"Kami tidak anti investasi asing tapi kami ingin pelabuhan dikelola oleh Indonesia sendiri. SP JICT akan melakukan roadshow ke kota-kota agar masyarakat mengetahui bahwa Pelabuhan harus dikelola oleh anak bangsa sendiri."

"Kami tertarik menulis buku Konspirasi Global Teluk Jakarta karena ini adalah isu global yg penting. Bahan satu dus kami terima, kami melakukan riset dan wawancara. Bahkan kaca mobil Mas Nova ditembak, ada yg di PHK, dan teror lainnya. Konspirasi di JICT merugikan negara hingga trilyunan", ungkap Ahmad Khoirul Fata, penulis buku ini.

"Penulisan buku hanya 1 bulan, dengan dua penulis satu di Jakarta dan satu di Surabaya", lanjutnya.

"Pengelolaaan aset aset negara harus dipegang anak bangsa. Kita punya sejarah panjang dalam mengelola laut, kok sekarang kita tidak mengelola sendiri, kenapa harus oleh orang lain", Tegas Nova Sofyan Hakim,  Ketua Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia.

"Diskusi buku seperti "Konspirasi Global Teluk Jakarta" ini perlu diangkat ke media sosial agar rakyat lebih banyak yang tahu, kata Dr. Arie Sujito.

"Relevansi isu ini adalah bahwa ketika bicara kemaritiman dan potensi laut, itu bisa mendudukan kemandirian Indonesia secara ekonomi., Lanjutnya.

Menurut  Dr. Aris Arif Mundayat,  
"Laut Cina Selatan adalah arus laut perdagangan yang sangat padat. Harus ada reformasi BUMN, bukan hanya sekedar jauh dari korupsi tapi juga punya banyak manfaat untuk rakyat. Pak jokowi sudah membangun pelabuhan hingga ke Indonesia Timur. Ini adalah potensi yg luar biasa di masa yang akan datang.

Pola pengelolaan pelabuhan adalah 52% harus dimiliki Indonesia, sisanya 49% baru milik asing. Jangan kebalik karena kedaulatan negara bisa menurun dan otoritas negara bisa berkurang.

Jumlah generasi precarius, yaitu generasi yang sangat tergantung pada faktor luar, sangat mempengaruhi pola pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tujuan Pak jokowi menciptakan kedaulatan maritim adalah untuk menciptakan unit-unit pasar ekonomi yang kuat.

Tahun 2018 import gandum sudah mencapai 8 juta ton. Ini salah satu sebab nilai rupiah terus menurun"

"Serikat Pekerja sangat rentan dengan tekanan dan intimidasi dari perusahaan, maka harus dijaga dari generasi precasius - generasi yang sangat tergantung pada pihak luar-agar lebih produktif dan kuat.

Serikat Pekerja atau SP, tidak hanya memperjuangkan nasib buruh, tapi juga kedaulatan maritim NKRI

"Serikat Pekerja JICT harus bertemu Pak Jokowi untuk membahas kasus JICT, " usul Dr Arie Sujito.

------------------------------------
Demikianlah acara Bedah Buku "MELAWAN KONSPIRASI GLOBAL DI TELUK JAKARTA", yang diselenggarakan di Sanggar Maos Tradisi - Sleman - Yogyakarta.

-Ghee-

0 komentar:

Posting Komentar