RSS

Baity Jannaty #2

Kepindahan kami ke rumah idaman berlangsung tepat sehari sebelum tahun ajaran baru dan sekalian kami merayakan ulangtahun di Sulung yang ke-12.

Hari-hari kami lewati dengan sukacita dan penuh petualangan. Namanya juga baru pindahan, semua masih dalam kondisi darurat. Anggap saja lagi kemping. Hehe.

Tak ada perabot berarti yang kami miliki. Hanya sekedar sebuah kasur dan lemari untuk masing-masing kamar, sebuah kulkas dan sebentuk tipi sebagai sarana hiburan. Tak ada kipas angin apalagi AC, toh rumah kami penuh dengan bukaan, angin bebas berseliweran.

Bagi saya barang paling berharga justru buku! Ya, berkardus buku yang pertama kali saya pindahkan ke rumah ini dan PR terbesar saat itu adalah menatanya dalam sebuah lemari besi dan lemari kayu.

Namanya juga rumah tipe 4L (Loe Lagi, Loe Lagi). Semua aktifitas tumplek blek dalam satu ruangan. Masak, makan, nonton tipi, hingga bercengkrama bersama, semua dilakukan di situ-situ juga. Kecuali kala mandi, buang hajat & istirahat.

-------------
Letak rumah yang di ujung belakang kompleks, tanpa ada tetangga di kiri-kanan serta tanpa penerangan jalan, membuat kami mulai kesepian, terutama kala malam tiba.

Ya, namanya juga perumahan baru. Penghuninya saja masih dapat dihitung dengan sebelah tangan. Itupun letaknya saling berjauhan.

Namun justru keadaan ini membuat keluarga kami semakin akrab. Jika malam menjelang, jadwal rutin bagi anak-anak untuk mengaji dan belajar bersama. Tak lama kemudian, saatnya makan malam diakhiri bercengkrama dan jam sembilan merekapun sudah terlelap di alam mimpi.

Suasana malam di sini sungguh indah. Aneka suara binatang malam dan kunang-kunang yang beterbangan, masih dapat kami jumpai. Jika subuh menjelang, kabutpun mulai turun dan membuat kami menarik selimut kedinginan.

Namun hal ini tak berlangsung lama. Seiring semakin bertambahnya warga yang menempati perumahan, kedamaianpun kian berkurang....

*bersambung...

#OneDayOnePosting
#OneDayOneArticle
#KelasLiterasiIbuProfesional
#H_2

0 komentar:

Posting Komentar