RSS

Baity Jannaty #3

    Memasuki tahun ketiga menempati rumah baru, secara perlahan namun pasti penghuni kompleks kian bertambah. Dari semula hanya lima KK, berkembang menjadi dua puluh rumah yang sudah ditempati. Kami yang awalnya tak bertetangga, kini memiliki dua teman baru di depan rumah. Suasana malampun kini benderang, semenjak lampu jalan dipasang dan malam kini terasa panjang. Setiap akhir pekan, kami berkumpul sekedar rujakan, menikmati jagung bakar, nonton bareng atau senam pagi bersama.

 Ini memang pemukiman baru, namun karena jalanan depan rumah kami adalah jalur penghubung antar dua area pemukiman warga setempat, maka suasananya selalu ramai. Tak memandang siang atau malam, akan selalu ada kendaraan roda dua yang melintas. Terkadang kendaraan roda empat terparkir tanpa ijin di depan halaman rumah kami. 

    Warga perumahan ini cukup guyub, arisan emak-emak dan pengajian merupakan salah satu ajang sosialisasi warga. Walaupun tak bisa dipungkiri, akan selalu saja ada yang tersinggung atau "panasan" melihat tetangganya memiliki barang baru. Namanya juga dinamika bermasyarakat. Ada sebuah kejadian yang sempat membuat saya tertawa miris. Saat itu jelang ramadhan, terlihat beberapa warga mulai membenahi penampilan rumahnya, Ada yang mewarnaikediamannya dengan warna-warna pastel, hingga warna yang mencolok mata. Bayangkan, bahkan ada warga yang nekat memadukan warna merah dan hitam dengan santainya. Tentu sayapun tak ingin ketinggalan dengan kehebohan mereka, namun saya memilih untuk realistis. Bagi saya, warna putih tulang, merupakan warna terbaik. Rumah akan terlihat bersih, luas dan yang jelas di perumahan mewah, takkan ditemukan rumah dengan warna-warna ajaib. Hehe

    Keluarga kami tak lama menempati perumahan ini. Di tahun ke tujuh kami pindah kembali ke rumah orangtua, karena saya mendapat amanah untuk menemani Ibunda tercinta yang sudah semakin sepuh. Selain itu, kondisi rumah kamipun mulai memprihatinkan. Beberapa kusen pintu dan jendela dimakan rayap serta dinding mengalami keretakan yang cukup parah, mengakibatkan kuda-kuda atap dalam kondisi memprihatinkan. Benar saja, tiga tahun kemudian atap rumah kami rubuh, diikuti sebagian dinding bagian atas. Kini rumah kami dipenuhi belukar, tak terurus. Semoga segera ada rejeki untuk renovasi. aamiin 

0 komentar:

Posting Komentar