“AWW…”, kursor di layarku
berkedip-kedip. Kirim gak yaa?? Pikirku
ragu. Ah, biarin deh, ada yang lagi
pengen kutanyain, debat batinku, kala kulihat statusnya online di Blackberry Mesengger.
“Apa tuh AWW?”, balasnya tak lama
kemudian.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
pa kabar akhy?”, timpalku cepat
“Bi khoir wal hamdulillah bi
rahmatillah. Nah gitu dong, kalo nyapa
seseorang harus lengkap, jangan disingkat, karena itu merupakan do’a”, balasnya
Subhanallah…selalu jawabannya
terkadang membuatku tergagap.
“Ada yang mau ditanya, boleh?”,
pintaku memelas
“Boleh”, jawabnya ringkas
“Begini…kalau ayah dari penganten
perempuan kan otomatis akan menjadi wali, nah kalo ayah penganten laki boleh
jadi saksi?”, tanyaku polos
Ups…bener-bener pertanyaan o’on
yang gak butuh jawaban, rutuk batinku.
“Boleh kali”, lagi-lagi jawaban super
ringkas
“Lho?? Kenapa? Koq kali?”,
kejarku
“Iya, kalo ayah penganten
perempuan jadi wali, terus ayah penganten laki jadi apa??”, urainya
Hah?? Bener juga!! Clink!! Knapa
baru kepikiran yaa?? Ini gara-gara tadi siang aku nerima sms sohibku yang
menanyakan, apakah ayah penganten laki boleh jadi wali? Sebab dia kebagian tugas untuk jadi MC di acara pernikahan putri
tetangganya. Aya-aya wae pertanyaannya…hihihihi
Di kala yang lain, saat kami
berdiskusi by ym, aku juga pernah “kena” jawaban jitu yang sesungguhnya gak
butuh penjelasan. Namun karena ke o’onan
atau karena keder ya menghadapi sosok yang satu ini, aku jadi bener-bener
terlihat super duper o’on. Huh…saat-saat
yang memalukan!! Padahal selama ini aku
selalu memposisikan diri sebagai seorang ceweq smart…inget S.M.a.R.T!! Namun ternyata…??
“Aku lagi sebel…sebel…sebbbelll!!”,
cecarku
“Kenapa sebel? Sebelnya, Seneng
Betul?”, balasnya.
“Sebel dengan ibuku!!” Dan bla..bla..bla…aneka keluhan yang telah
menumpuk bartahun-tahun, tumpah ruah bak banjir bandang berjejer di layar
laptopku.
“Terus aku harus bagaimana
donk??”, tanyaku memelas
“Allahumma sholli ala Muhammad”,
jawabnya tuntas
Kutunggu…semenit..dua
menit…hingga duapuluh menit lanjutan jawabannya, namun gak nongol-nongol juga
tulisan apapun di layar monitorku, bikin kekesalanku semakin memuncak.
“Udah. Hanya gitu jawabannya??
Aku gak ngeh. Tolong jelasin donk!!”, pintaku setengah memaksa
“Baginda Rasulullah saw bersabda
“Ibumu...ibumu…ibumu… Jadi apapun yang terjadi dalam hubungan kita dengan ibu
kita, ingat selalu pesan junjungan kita itu. Jelas?”, balasnya
Aah…benar-benar jawaban yang
sangat telak dan mengena tepat di lubuk hati terdalamku. Benar-benar jawaban yang tak terduga. Selama ini belum pernah ada orang yang
mengingatkanku akan hal itu. Kebanyakan
hanya akan bersimpati dan menyuruhku bersabar.
Pramudya…engkau memang
benar-benar makhluk langka, namun nyata adanya.
Kini, berkat nasehatnya itu,
hubunganku dengan ibuku tak pernah bermasalah lagi. Sebab memang benar, ibu adalah makhluk yang
harus paling dihormati dan dijunjung tinggi setelah Allah dan RasulNya.
Terimakasih Pramudya…terimakasih
ya akhy…
Depok-11'11'11
0 komentar:
Posting Komentar