RSS

# LIFE BEGIN at 40th #


Sering kita dengar istilah life begin at 40th. Seberapa benarkah ungkapan itu? Yuks kita ungkap sama2...... 

Pertama....hayoo..ngaku dulu..sapa yg dah masuk ke usia rawan ini?? ngacuung!! hehehe.... 

 Alhamdulillah saya masih dipercaya Allah tuk menikmati dunia hingga usia di saat Muhammad saw diangkat oleh Allah tuk jadi RasulNya penyampai AmanatNya.

Tapii...ntar aza kita bahas masalah itu...Skrg mari kita lihat diri kita dulu..mari kita becermin... berefleksi diri ...berkontemplasi .... bermuhasabah...

Pada umumnya...rata2 manusia dewasa memasuki jenjang kemapaman hidup di usia ini. Mapan secara finansial, mapan di karier, mempunyai keluarga mapan, hingga mapan di kehidupan sosial, dll, walaupun tetap adalah beberapa pengecualian (eits..jgn protes dulu duoonk...)

Secara garis besarnya, jika ditinjau menggunakan skala maslow tentang kebutuhan hidup
manusia....sudah melampau tingkatan kedua menuju tingkatan ketiga, keempat dan kelima
(pengejawantahan diri..kalo gak salah.. klo salah..brarti kudu ngeliat lg diktat jaman
kuliah... hihihi)

Bahkan ada yg menengarai usia ini adalah usia puber kedua...masa2 penuh goda. Kerana di puber pertama, kita masih begitu polosnya sedang di usia dewasa ini kita tlah miliki segala2nya (mayoritas demikian kan??).

Kemarin saya berdiskusi dengan salah seorang sobath, saya mintakan pendapatnya tentang masalah kemapanan ini, begini cuplikannya "Temen2 kuliah ku udah pada boss. Ada yang udah jadi 40 besar pengusaha muda nasional, masuk ke majalah SWA. Ada yang udah masuk daftar di curigai korupsi beberapa waktu lalu, untung emang mereka gak aneh2.. jadi selamat. Ada yang udah bisa nyumbang buat adik2 kelas waktu ada acara mahasiswa. Ya udah macem-macemlah...Pokoknya banyak, listnya masih bisa nambah kalo mau."

Kemudian sang sobath juga menambahkan pendapatnya, "Kita boleh milih mau kaya di materi atau kaya di pengalaman, atau kaya di sudut lain. Atau miskin di materi, miskin di pengalaman dan miskin gairah hidup. Tinggal kita harus bisa mencari kombinasi yg bagus supaya kita yakin kalau kita hidup gak cuma bernafas.. :) "

Diskusi kamipun akhirnya sampai ke masalah definisi sukses. Sang sobath melontarkan pendapatnya kembali "ada yg sukses dari sisi wanita saja, harta saja atau tahta saja. Sisi wanita misalnya yang keluarganya sukses, tapi secara harta / kekuasaan gak ada. Sisi harta, kaya raya, tapi keluarga berantakan, dst.... tinggal pilih mau sukses yang mana. Syukur kalau bisa dua saja, atau bahkan tiga-tiganya."

Terakhir...sang sobath menambahkan sebuah anekdot tentang umur "kala remaja: banyak waktu , banyak energi, tapi gak punya duit. Kala udah usia kerja: banyak duit, banyak energi tapi gak punya waktu dan kala udah tua: banyak duit, banyak waktu tapi gak punya tenaga.."

Setelah diskusi kami berakhir..akupun kembali merenung..tentang makna hidup yang hakiki.... Tiba2 kuteringat pada penggalan ayat 56 surat Adz Dzariyat (q.s. 51:56): "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku".

Ya...itulah tujuan hidup manusia sebenarnya...untuk beribadah kepadaNya!! Segala harta, benda, sanak, saudara, istri dan anak..smua hanya hiasan dunia semata. Takkan kita bawa jika berpulang kembali keharibaanNya. Hanya ada tiga perkara yang kan menemani kita saat menunggu hari penghisaban tiba: Ilmu yang bermanfaat, anak yang sholeh dan amal selama kita hidup di dunia.

Ingatkah temans dengan lagu "Demi Masa" yang dipopulerkan oleh grup nasyid Rayhan asal Malaysia?? Syairnya berbunyi "Demi masa. Sesungguhnya manusia kerugian. Melainkan, yang beriman dan beramal sholeh. Ingat lima perkara, sebelum lima perkara: sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, hidup sebelum mati."

Syair itu merupakan pengembangan dari surat Al Ashr, ayat 1-3 (q.s. 103: 1-3), yang berbunyi:
Demi masa(1). Sungguh manusia berada dalam kerugian (2). Kecuali orang2 yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (3).

Sepertinya syair lagu di atas amat sangat perlu tuk kita renungkan kembali, mengingat bahwa tiada yang tahu berapa lama lagi jatah usia yang diberikan Allah kepada kita. Sebagai patokan saja, Rasulullah saw..sang junjungan kita, hanya diberikan waktu hingga usia 63 th, namun dalam 23 th terakhir masa hidupnya sepenuhnya diisi tuk menegakkan kalimat tauhid di bumi Allah tanpa kenal lelah...tanpa kenal gentar..tanpa pernah berfikir tuk protes betapa beratnya pengorbanan beliau...

Lha kita?? Sbagai umatNya... sbagai pengikutnya....rasanya terlalu naif jika mengisi hidup ini hanya tuk kesenangan semata, hanya tuk memikirkan kepentingan diri sendiri dan keluarga..setelah itu menutup mata tuk memikirkan lingkungan sekitar...

Ayo temans...mulai hari kita dengan semangat baru!! Semangat tuk mengisi hari2 dengan sesuatu yang lebih berharga daripada hanya sekedar imbalan materi yang gak akan dibawa ketika kita mati!!!


Waallahu'alam bishshowwaab..
(sawangan, 30'09'09, 03'03)

0 komentar:

Posting Komentar