RSS

Inilah Keuntungan Menggunakan E-Money

Ilustrasi
Jaman Sudah berganti, sekarang bukan saatnya lagi bertransaksi menggunakan uang tunai. Pemerintahpun sudah menggalakkan sistem pembayaran non tunai ini melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan oleh Bank Indonesia.

Emak Gahoel dan Uang Elektronik

ilustrasi
Emak Gahoel jaman sekarang tentu sudah sangat akrab dengan istilah transaksi Online, yaitu sebuah transaksi bisnis yang melibatkan jaringan internet. Apalagi jika si Emak Gahoel ini mempunyai bisnis Online, sudah bukan sesuatu yang asing lagi, menawarkan produknya di  facebook, instagram, whatsapp, line, marketplace dan online shop serta menerima pembayaran melalui transfer bank.

Dompet Elektronik, Alternatif Sistem Pembayaran yang Menarik

ilustrasi 
Jika selama ini kamu selalu mengandalkan menggunakan uang tunai atau sebentuk uang plastik untuk melakukan berbagai transaksi jual beli baik barang maupun jasa, kini kamu tak perlu khawatir dompetmu tertinggal, kartumu terjatuh atau tertinggal di suatu tempat. Saat ini sudah ada sebuah aplikasi di smartphone yang mampu menggantikan semua fungsi uang tunai dan uang plastik tersebut. Dompet Elektronik namanya!

Yuk Berwisata Murah, Aman dan Meriah

Ilustrasi
Di mana tempat wisata yang murah meriah, serta tidak memerlukan waktu lama untuk mencapainya? Yap,  Kebun Binatang! Lokasinya yang terletak di tengah kota serta mudah dicapai dari segala penjuru membuat Kebun Binatang menjadi tujuan rekreasi kalangan menengah ke bawah. Lihat saja keramaian yang terjadi saat libur nasional tiba, Kebun Binatang sudah layaknya pasar kaget. Pengunjung melonjak drastis dan pastinya sampah akan berserakan di mana-mana. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan memang masih harus ditanamkan sejak dini.

E-Money, Evolusi Transaksi Keuangan Masa Kini

Ilustrasi 
E-Money merupakan kependekan dari Elektronik Money, alias uang elektronik atau uang digital yang digunakan dalam transaksi internet dengan cara elektronik. E-Money, tak berwujud layaknya mata uang konvensional yang terbuat dari kertas atau logam, namun tetap memiliki sejumlah nilai uang di dalamnya.

Inilah Tips Mendampingi Lelaki Akhir Jaman

Ilustrasi 
Telah dua tulisan tentang sosok lelaki akhir jaman kurangkai *bisa diintip di sini dan di sini . Kemarin kala bertemu dengan Sang Ustadz, beliau memintaku kembali untuk menuliskan kelanjutan dari kisah tersebut dan memberi judul "Tips Mendampingi Lelaki Akhir Jaman". Hmmm, baiklah kucoba menerima tantangan ini! 

Inilah Curhatku... Emak Penulis Lebay

Teruslah menulis..
Menjadi penulis artikel pesanan, sebenarnya bukanlah cita-citaku. Namun, kesibukan ini membuatku harus selalu berfikir keras, menyusun huruf demi huruf hingga menjadi sebuah kata dan kemudian merangkainya untuk menjadi rangkaian kalimat, hingga terciptalah artikel yang enak dibaca dan perlu *eh koq jadi kayak slogan sebuah majalah tempo dulu.. hehehe

Wonderful Life For Wonderful Woman


Aqil sang pemilik bakat istimewa
Memiliki anak special need alias anak berkebutuhan khusus merupakan sebuah anugerah dan ujian tersendiri, terutama bagi seorang Ibu. Banyak orangtua yang tak bisa menerima kelainan anaknya tersebut, bahkan berusaha menyembunyikan dan memungkiri kehadiran sang anak.

Ini Dia Kursus Penulisan Artikel SEO Nan Seru


Kamu lagi megap-megap kayak ikan Mas Koki kehabisan nafas atau pusyiiing pala barbie, gegara artikel dan iklan yang udah kamu tulis susah payah gak nongol juga di Page 1 halaman pencarian Mang Gugel?

Cuma Sebatang, koq...


Aku celingak celinguk di depan Mesjid.

Ah sudah sepi, kemana tuh anak pergi?”.


Bang, lihat Tino?


Tuh!”, jawab pedagang roti sembari memberi kode ke arah tukang nasi goreng.

Akupun terbelalak kala Tino muncul dengan santainya, sembari memegang sebatang rokok menyala.

Matikan! Ibu menunggumu!”

Tanpa rasa bersalah, Tino langsung naik ke boncengan dan menemui ibunya yang tergolek lemah. Kanker merenggut kebahagiaannya bermain bersama sang putra, penderita down sindrom.

Baju Barbie itu...

“Nak, sini duduk dekat Ibu”, pintaku pada Nina putri semata wayangku yang sedang asyik bermain tanah di halaman rumah. 

“Nak, Ibu mau ke pak Haji Masyur, orang kaya yang suka bersedekah itu sebentar ya. Ibu mau mengambil uang pemberian pak Haji buat kita berlebaran. Nina gak usah ikut, Ibu kuatir nanti kamu terinjak-injak dan sesak nafas didorong-dorong banyak orang. Do’akan Ibu cepat kembali.”, pamitku sebelum melangkah menuju rumah pak Haji Mansyur yang terkenal dermawan dan setiap tahun selalu membagi-bagikan sedekah untuk ratusan warga kurang mampu di sekitar rumahnya.

Kisah Nasi Sekotak



Bu, aku pergi ke Mesjid dulu ya. Sebentar lagi adzan magrib”, pamitku pada Ibu setelah memastikan kondisi beliau baik-baiksaja.

Ibu menganguk lemah sambil terbatuk –batuk dari atas pembaringan. Sudah setahun ini Ibu hanya mampu tergolek saja. Sel kanker yang menggerogoti paru-parunya begitu ganas dan kami tak mampu berobat ke dokter apalagi ke rumah sakit. 

Untuk makan, aku harus memulung gelas dan botol plastik sejak jam dua dini hari. Urusan sekolah? Ah, sudah tak terpikirkan lagi. Bagiku, merawat Ibu lebih penting daripada bersekolah dan bermain bersama teman-teman.

Begini Contoh Pengelolaan Dana Umat yang Barokah

Para Peserta Blogger Trip to Zona Madina
Setiap melintasi jalan raya Parung dari Bogor menuju Jakarta, pandangan saya selalu tertuju dengan sebuah papan di kiri jalan “D’Jampang Village”. Papan itu cukup menarik perhatian dengan maskot seorang pendekar silat. Jujur, saya penasaran banget, ini padepokan silat atau daerah wisata? Akhirnya pertanyaan saya terjawab kala mengikuti  event “Blogger Trip to Zona Madina”, sebuah kesempatan yang tak boleh disia-siakan tentunya.

Rumah Sehat Terpadu, Sebuah Konsep Rumah Sakit Sesungguhnya

Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
Ada sebuah bangunan besar di pinggir jalan raya Parung yang terasa teduh dan tenang. Tak terlalu mencolok dan letaknya yang agak lebih rendah dari jalan, menyebabkan jarang orang melirik apalagi memperhatikan. Deretan kursi roda berjajar rapi di depan sebuah ruangan bertuliskan “Instalasi Gawat Darurat”. Oh, ini sebuah rumah sakit rupanya, tetapi nama yang tertera “RUMAH SEHAT TERPADU DOMPET DHUAFA”.

SMART Ekselensia Indonesia , Sekolahnya para Dhuafa Calon Pemimpin Indonesia

SMART Ekselensia Indonesia
Sungguh beruntung saya menjadi satu dari 20 blogger yang diajak mengenal lebih dekat SMART Ekselensia Indonesia, sebuah sekolah khusus bagi anak dhuafa pilihan dari berbagai wilayah nusantara yang dikelola dengan menggunakan dana ZIS para donatur Dompet Dhuafa. Letaknya di kawasan Zona Madina. 

Jika kita melintasi jalan raya Parung menuju Bogor, gedungnya nyempil  di sebelah kiri dengan tulisan Lembaga Pengembangan Insani di atasnya. Walau dari jalanan tak terlalu terlihat, ternyata bangunan serta halaman di dalamnya sangat luas dan nyaman.  Suasana yang sungguh kondusif untuk proses belajar-mengajar dengan menyenangkan.

SEGO PECEL PINCUK

sumber
Pernah dengar pecel yang terkenal seantero jagad raya? Ya, pecel asli Madiun rajanya! Madiun dan sekitarnya, memang terkenal sebagai daerah wisata kuliner dengan Sego Pecel atau Pecel Pincuk sebagai trade mark.


SURGA MENANTI

Review Film SURGA MENANTI (tayang mulai 2 Juni 2016)

Mempunyai anak sholeh yang hafidz qur’an dan memuliakan ayah-bunda, tentu dambaan setiap orangtua. Demikianlah sosok Dafa (Syakir Daulay). Seorang anak usia 11 tahun yang harus meninggalkan pondok tahfidznya kala sang Ibu yang divonis Leukimia Limboflastk akut membutuhkan kehadirannya.

Berbagai kisah haru biru dirangkum dalam film berdurasi 100 menit ini. Yang menarik, bagaimana sutradara Hastobroto menggambarkan adegan Abi (Agus Kuncoro) dan Ummi (Pipik Dian Irawati), Ayah dan Bunda Dafa, tanpa ada sentuhan fisik sama sekali. 

Angle pengambilan gambar dalam posisi depan-belakang, serta proses zoom yang bergantian, mampu menggambarkan kepedihan hati seorang suami serta kepasrahan istri kala menghadapi vonis maut yang tak lama lagi memisahkan kebersamaan mereka. Ternyata, walaupun harus tampak tegar, lelaki itu boleh menangis lho :)

"MARS (Mimpi Ananda Raih Semesta)

FILM REVIEW



Judul Film: "MARS (Mimpi Ananda Raih Semesta)
Produksi: Multi Buana Kreasindo
Pemain: 

  • Acha Septriasa (Sekar Dewasa)
  • Kinaryosih (Tupon, si Mbok)
  • Chelsea Riansy (Sekar kanak-kanak)
  • Cholidi Asadil (Ustad Ngali)
  • Teuku Rifnu Wikana (Surip, si Bapak)
  • Jajang C Noer (guru jutek)

Sutradara : Sahrul Gibran
Penulis Naskah : John De Rantau
--------------------

Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu buta huruf yang tinggal di sebuah desa di Gunung Kidul yang terkenal miskin dan penduduknya percaya tahayul. Penuh perjuangan si Ibu berusaha keras mengantarkan anaknya (Sekar Palupi) meraih bintang paling terang, laksana planet Mars di malam gulita.

“CINTA TANPA SYARAT. Jembatan Hati antara Orangtua dengan Anak”

BOOK REVIEW

Judul Buku: “CINTA TANPA SYARAT. Jembatan Hati antara Orangtua dengan Anak”
Pengarang: Fitri Restiana
Penerbit: Anugerah Utama Raharja (AURA), Maret 2016
Jumlah Halaman: xvi + 136 halaman

Cinta hal absurd yang dianugerahkan Sang Maha Pecinta pada setiap manusia.  Cinta tak menuntut balas dan cinta tanpa syarat, itulah cinta yang dicurahkan seorang Ayah dan terutama Ibu pada buah hatinya.

“Seteru 1 Guru. Novel Pergulatan 3 Murid Tjokroaminoto: Soekarno-Musso-Kartosoewirjo”

BOOK REVIEW


Judul Buku: “Seteru 1 Guru. Novel Pergulatan 3 Murid Tjokroaminoto: Soekarno-Musso-Kartosoewirjo”
Pengarang: Haris Priyatna
Penerbit: Qanita, April 2015
Jumlah Halaman: 243 halaman

Terkadang, sejarah perjalanan sebuah bangsa lebih menarik jika disampaikan dalam bentuk novel. Di sinilah kepiawaian seorang penulis diuji.  Ia dituntut untuk mampu menuturkan kisah dengan jujur apa adanya, bukan sesuai pesanan penguasa.  Tokoh utama, intrik, konflik dan alur cerita yang membangun kisah harus dikemas sedemikian rupa, tanpa mengubah inti sejarah aslinya.

Haris Priyatna yang pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Penerbit Mizan dan Penerbit Salamadani, kolomnis dan penulis artikel di berbagai suratkabar ini, mampu menghadirkan pergulatan tiga tokoh yang pernah mewarnai sejarah Indonesia melalui sebuah narasi apik nan hidup dan menyentuh.

“SETERU 1 GURU”, novel tentang pergulatan sejarah anak bangsa, Soekarno-Musso dan Kartosoewirjo. Kisah tiga sahabat yang pada suatu masa pernah berguru pada satu  sumber yang sama, namun  harus berseberangan jalan demi pemahaman ideologi  yang berbeda, konon untuk mencapai satu tujuan  “bangsa yang merdeka”.

HOS Tjokroaminoto, sang guru bangsa dan pemilik indekos di jalan Peneleh gang  VII-Surabaya, merupakan tokoh sentral dalam pembinaan jiwa kebangsaan dan kepedulian politik tiga sahabat ini. Namun, seiring berjalannya waktu dan pendewasaan diri, masing-masing memilih jalan kehidupan yang akhirnya membuat perseteruan sengit di antara mereka dan berakhir tragis.

Novel ini terdiri dari tiga bab, yaitu: Kemelut, Internaat dan Kulminasi. Di setiap bab, berlompatan kisah dari ketiga tokoh tersebut, dihiasi benang merah dari Harun, seorang pengusaha Batik di kota Solo,  yang di akhir novel kembali hadir untuk menyimpulkan kisah ketiga kenalannya itu.    

Novel ini juga dihiasi dengan beberapa ilustrasi sebagai penguat cerita. Mulai dari foto bangunan yang pernah menjadi saksi sejarah, peta kota Soerabaja jaman dulu, peta pelarian PKI dari Madiun, lembaran koran Oetosan Hindia –corong Sarekat Islam pimpinan HOS Tjokroaminoto-, teks proklamasi NII yang ditandatangani Imam NII Kartosoewirjo, hingga foto Musso saat bersama Bung Karno, foto jenazah Musso, serta foto Kartosoewirjo saat ditangkap dan siap dieksekusi di Pulau Ubi, juga foto beberapa tokoh lain yang terlibat di dalam kisah penuh gejolak ini.
-------------------

MELIA dan SEPATU RODA

Salah seorang teman Melia, Hafidz namanya, adalah seorang atlet sepatu roda. Suatu hari, Ayah Hafidz menawarkan Melia untuk belajar sepatu roda. Melia antusias sekali dan langsung cerita ke Ayah soal keinginannya belajar sepatu roda dan tawaran Ayah Hafidz tersebut.

Ternyata Ayah Hafidz bukan hanya menawarkan Melia untuk belajar sepatu roda, beliau menghadiahi Melia sepasang sepatu roda lengkap dengan pelindung tubuhnya, meski tanpa helm. Ayah Hafidz berpesan, beli saja helm pesepeda yang banyak dijual di toko.

Melia tahu, Ayah tak punya cukup uang untuk membeli helm pesepeda yang harganya lumayan mahal itu. Namun,  melihat keinginan Melia untuk belajar sepatu roda yang sangat tinggi, sore itu Ayah mengajak Melia ke pusat pertokoan untuk memilih helm yang dibutuhkan. Akhirnya, diperoleh sebentuk helm dengan harga yang cukup menguras dompet ayah. Dalam hati Melia berjanji untuk bersungguh-sungguh belajar sepatu roda. Melia tidak ingin mengecewakan Ayah yang telah berkorban banyak untuk dirinya.

BATU SECRET ZOO.... Rahasia yang Terkuak #Ngebolang ala Turis Kere-part-9

Jum’at (7 Agustus 2015)

Tak terasa, tiga jam waktu yang dihabiskan di Eco Green Park tadi, kini hanya tersisa dua setengah jam untuk menyusuri Batu Secret Zoo, sebelum kami bergegas turun ke Malang. Kereta  Matarmaja yang akan ditumpangi, dijadwalkan berangkat pukul 17.00 wib. Tutik sang pemilik mobil, menyarankan kami kembali sebelum pukul 15.00. Okey, siap!!!
Kehadiran kami di Batu Secret Zoo disambut sepasukan kelelawar yang sedang menikmati santap siang. Serunya, pengunjung diperkenankan menyuapi mereka dengan buah potong yang tersedia di pagar kandang. Rakus sekali, saling berebut minta disuapi. Aah kasihan, ada seekor kelelawar yang selalu tersisihkan oleh teman-temannya. Hingga suapan terakhir, tak sepotongpun yang berhasil didapatkan, walau sudah kami arahkan kepadanya.

ECO GREEN PARK, Bukan Ekowisata Biasa!!! #Ngebolang ala Turis Kere-part-8

Jum’at (7 Agustus 2015)

Aaahhh, segarnya pagi ini, udara dingin tak terlalu menusuk kala aku dan Pia berjalan pagi menyusuri jalanan sekitar hotel . Tak lama melangkah, kami tiba di parkiran BNS (Batu Night Spectaculer) yang terkenal itu. Wahana serupa bisa kami temui di banyak obyek wisata seputaran Ibukota, kecuali Taman Lampionnya, jadi BNS bukan destinasi kami saat ini. Tapiii, biar gak penasaran, boleh dooonk ngintip dikit, sembari jeprat sana sini dulu. J
Usai sarapan pagi seadanya (beneran seadanya), tadi pas jalan pagi gak nemu jajanan khas kota Malang, kecuali Ote-ote dan aneka gorengan, kami bersiap diri menuju Jatim Park-2. Berdasarkan rekomendasi petugas hotel, lebih baik ke sana daripada Jatim Park-1, karena aku menginginkan wisata edukasi bukan sekedar wisata permainan. Maka, segera kami berkemas dan check out.

Saat membeli tiket, aku baru tahu kalau kami bisa mengunjungi tiga tempat sekaligus, yaitu Museum Satwa, Batu Secret Zoo dan Eco Green. Ternyata, hari Jum’at sudah termasuk weekend, hingga tiket yang dihari biasa 75 ribu rupiah, harus ditebus seharga 90 ribu rupiah, plus 10 ribu untuk tiket terusan ke Eco Green. Jadilah 400 ribu melayang (padahal ada promo jika membayar menggunakan Debit BCA diskon 20%, namun entah kenapa petugas menyatakan tidak ada promo, padahal jelas terpampang di brosur..weleh..weleh)