RSS

Inilah Curhatku... Emak Penulis Lebay

Teruslah menulis..
Menjadi penulis artikel pesanan, sebenarnya bukanlah cita-citaku. Namun, kesibukan ini membuatku harus selalu berfikir keras, menyusun huruf demi huruf hingga menjadi sebuah kata dan kemudian merangkainya untuk menjadi rangkaian kalimat, hingga terciptalah artikel yang enak dibaca dan perlu *eh koq jadi kayak slogan sebuah majalah tempo dulu.. hehehe

Ketertarikanku terhadap dunia tulis menulis sudah dimulai jauh sebelum aku membisniskannya seperti saat ini. Kala masih ingusan hingga menikmati masa kuliah kerja nyata di desa, aku selalu menorehkan cerita dan derita yang kualami sehari-hari. Tak banyak memang coretan yang kuhasilkan selama periode itu, namun  ada sebuah diary mungil yang amat sangat kujaga hingga kini. Diary yang berisikan episode cinta bebek monyetku bersama sang cinta pertama. *jiah, lagi nyerok serpihan kisah cinta nih ceritanya?? :p

Cukup lama aku vacum di kegiatan ini. Biasalah, emak-emak kalo sudah menikah, alasan terbesarnya ya rempong ngurus anak dan rumah. Hingga, di tahun 2009 aku tersadar, ternyata sudah sedemikian lama aku tak menyapa lembaran diary lagi.

Medio 2009, seorang sahabat lama membangkitkan semangat menulisku lagi. Dia support dengan membuatkanku sebuah blog. Sepanjang malam kami berdiskusi tentang judul blog yang akan dibikin, akhirnya pilihan jatuh ke judul blog yang lagi dibaca ini ;)

Semangat saja rupanya tak cukup. Akupun mengasah kemampuan menulis dengan mengikuti komunitas blogger khusus emak-emak, yaitu Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Bahkan, di IIDN, aku mengikuti kelas pelatihan menulis. Syaratnya mah gak susah, hanya diwajibkan menulis secara rutin dan kontinu, setiap hari satu artikel, hingga tugas itu diberi nama ODOA (One Day One Article). Komitmen dan konsistensi yang tinggi sungguh amat membutuhkan pengorbanan yang tak sedikit tentu. Bersyukurnya, di bulan ke Oktober 2011, bulan keempat mengikuti tantangan ODOA, akhirnya aku berhasil mengalahkan rasa malas, hingga berbuah penghargaan dalam bentuk rupiah dari teh Indari Mastuti, sang founder IIDN.

Tak lama kemudian, buku antologi pertamaku terbit “Anakku Bukan Anakku”, yang merupakan hasil keroyokan dengan teman-teman jebolan ODOA. Disusul dengan kabar bahwa tulisanku di blog Institut Ibu Profesional telah dibukukan dalam antologi “Bunda Sayang”. Aaah, betapa bersyukur dan bangganya aku. Walaupun belum menerbitkan bukuku sendiri, minimal aku sudah bisa menunjukkan pada dunia bahwa aku punya karya ;)

Blog sudah punya, buku sudah ada, penghargaanpun sudah diterima... Tiba-tiba... Aku sempat galau menentukan pilihan. Serius menekuni bisnis tulisan, atau beralih ke bisnis produk nyata. Tepat setahun yang lalu, akupun memutuskan berhenti sementara dari dunia tulis menulis dan mulai menekuni profesi baruku sebagai pedagang bumbu “Mak Bakul Bumbu Pintar”, itu brand yang kuusung. Alhamdulillah, produk yang kutawarkan cukup laku di pasaran. Hanya melalui pertemanan di berbagai grup whatssapp dan sedikit narsis di fesbuk, aku berpromosi dan membranding diri.

Jenuh dengan bisnis bumbu? Ah gak juga. Bagaimanapun, aku harus tetap mengasah kemampuan menulisku. Aku nekad menawarkan diri jadi cikgunya rumbel menulis di IIP Jakarta dan IIP Bogor. Gayung bersambut, kami sempat melakukan beberapa tantangan, sebelum akhirnya vacum kembali. Aaah, memang emak-emak di manapun sama saja. Selalu mempunyai seribu satu alasan untuk membenarkan tindakan... hehehe. Yaaa, kata-kata “lagi sibuk ngurus anak-anak, mbak”, selalu jadi alasan utama... Eits, ini komunitas Ibu Profesional looh, segera ubah kata “alasan” menjadi “tantangan”. Ehm, kalo di komunitas BeKel (yang aku terlempar dari sanaaa..hiks), tak ada satupun yang boleh menerbitkan buku “1001 Alasan”, ubah menjadi buku “1001 Solusi”... *wuiih, keren kaan??

Ah, kembali ke soal tulis menulis... Setelah menjadi cikgunya rumbel menulis, terasa ada yang kurang. Di mana-mana, seorang master harus bisa membuktikan ilmunya, bukankah begitu? Akhirnya, akupun memutuskan untuk menjadi seorang penulis artikel pesanan. Gak papa... Gak perlu malu, minder apalagi frustrasi. Ini hanyalah langkah kecil untuk mencapai 10.000 jam terbang yang menjadi syarat utama seseorang dapat disebut p.r.o.f.e.s.i.o.n.a.l!!!

Ada beberapa teman yang semula kukenal bukan dalam komunitas penulis, namun empat bulan kemudian menjelma menjadi blogger profesional, yang setiap artikel dan kegiatan liputannya dihargai sejumlah uang. Hmm, aku tertarik melirik ke sana? Bisa jadi! Namun, fulus bukanlah tujuan utama, sebab kemampuan menulis ituuu, dibutuhkan oleh siapapun dan untuk keperluan apapun. Gak percaya?? Tanya nooh ama pebisnis pemula yang masih carut marut membuat artikel copy writing.. *soalnya aku termasuk di dalamnya.. :p


Nah, sekarang.. Mulai detik ini.. Aku menyatakan diri “I Go Back to Writing Every Day”. Tiada hari tanpa menulis! Tiada hari tanpa menginspirasi... 


Radal, 09'10'16'13'58

0 komentar:

Posting Komentar