Review Film SURGA MENANTI (tayang mulai 2 Juni 2016)
Mempunyai anak sholeh yang hafidz qur’an dan memuliakan
ayah-bunda, tentu dambaan setiap orangtua. Demikianlah sosok Dafa (Syakir
Daulay). Seorang anak usia 11 tahun yang harus meninggalkan pondok tahfidznya
kala sang Ibu yang divonis Leukimia Limboflastk akut membutuhkan kehadirannya.
Berbagai kisah haru biru dirangkum dalam film berdurasi
100 menit ini. Yang menarik, bagaimana sutradara Hastobroto menggambarkan
adegan Abi (Agus Kuncoro) dan Ummi (Pipik Dian Irawati), Ayah dan Bunda Dafa,
tanpa ada sentuhan fisik sama sekali.
Angle pengambilan gambar dalam posisi
depan-belakang, serta proses zoom yang bergantian, mampu menggambarkan
kepedihan hati seorang suami serta kepasrahan istri kala menghadapi vonis maut
yang tak lama lagi memisahkan kebersamaan mereka. Ternyata, walaupun harus
tampak tegar, lelaki itu boleh menangis lho :)
Menonton film ini, kita akan disuguhi panorama perbukitan di sekitar kota Wonosobo nan indah, yang terkadang berasa seolah tiga dimensi, becak khas Banda Aceh, mesjid Baitturahman Banda Aceh serta pemandangan negeri tirai bambu tempat Dafa menimba ilmu.
Film ini bagus untuk membangkitkan motivasi anak agar
mencintai al qur’an dan berazam untuk menjadi Hafidz penjaga al qur’an, bukan
sekedar agar terkenal, mendapatkan hadiah serta berbagai penghargaan hingga
level internasional, sebagaimana keinginan ibunda Eben tetangga depan rumah
Dafa.
Banyak dialog sarat makna memenuhi hampir seluruhan adegan
film, diselingi sedikit humor serta dibumbui romantisme ala remaja yang tak
berlebihan.
Petikan ayat-ayat suci al qur’an yang dilantunkan Syakir “Dafa”
Daulay (asli putra Aceh) demikian indah dan tartil, ditunjang dengan hadirnya Syeikh Ali Jaber yang memerankan dirinya sendiri (cameo), menjadi sebuah nilai
tersendiri bagi film ini.
Sayangnya, sosok seorang
anak tunanetra asal Kalimantan yang Hafidz 30 juz (Panca “Salman” Rahmadi-13 th)
kurang tergambarkan. Ia justru melantunkan sebuah tembang jawa kala berjalan
bersama sang ayah yang juga tunanetra. Di tengah jalan mereka bertemu Syeikh Ali
Jaber yang ingin memberikan hadiah sebuah alqur’an braille digital kepada
Salman.
Bagaimana akhir kisah hidup Dafa, Hafidz yatim-piatu ini selanjutnya? Yuuuk ramai-ramai kita meluangkan waktu sembari beramal untuk pengadaan waqaf qur’an braille digital.
Secara umum, film ini patut ditonton oleh seluruh anggota keluarga terutama jelang Ramadhan bulan nan penuh rahmat dan ampunan. Siapa tahu, tetiba anak kita berujar "Ayah-Bunda, aku ingin menjadi seorang hafidz yang santun dan memuliakan Ayah-Bunda, seperti Dafa". Nah, kalau sudah begitu, betapa gambaran surga telah menanti di depan mata... :)
Judul Film: "SURGA MENANTI"
Produksi: Khanza Film
Pemain:
Penulis Skenario : Dyah Kalsitorini
Produser: Hastobroto dan Dyah Kalsitorini
#reviewfilm
#SurgaMenanti
--------------------
Secara umum, film ini patut ditonton oleh seluruh anggota keluarga terutama jelang Ramadhan bulan nan penuh rahmat dan ampunan. Siapa tahu, tetiba anak kita berujar "Ayah-Bunda, aku ingin menjadi seorang hafidz yang santun dan memuliakan Ayah-Bunda, seperti Dafa". Nah, kalau sudah begitu, betapa gambaran surga telah menanti di depan mata... :)
Judul Film: "SURGA MENANTI"
Produksi: Khanza Film
Pemain:
- Ummi (Pipik Dian Irawati)
- Abi (Agus Kuncoro)
- Syakir Daulay (Dafa)
- Della Puspita (mama Eben, tetangga depan rumah)
- Syech Ali Jaber (cameo)
- Panca Rahmadi (Salam, hafidz tuna netra)
Penulis Skenario : Dyah Kalsitorini
Produser: Hastobroto dan Dyah Kalsitorini
#reviewfilm
#SurgaMenanti
--------------------
0 komentar:
Posting Komentar