RSS

PRAMUDYA...part 2


“Pageee…”, sapaku di yahoo messenger, kala kulihat dia online

“Tumben gak pake lam lekum”, tegurnya.

“Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuuh wak hajiii…”, sapaku kembali

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wa barakatuh, apa kabar??”, jawabnya seraya membalas salamku

“Bi khoir wal hamdulillah, berkat do’a akhy juga”, balasku berbunga-bunga. 

Itulah kebiasaannya setiap kami memulai sebuah perbincangan, selalu menanyakan kabarku, entah hanya sekedar basa basi yang sudah basi atau memang dia cukup peduli dengan keadaanku, entahlah hanya dia dan Allah lah yang tahu jawabnya.

Setelah curhat-curhatan kami tentang cinta anak monyet masa lalu kami kemarin, kini kami merasa jauh lebih nyaman berbincang-bincang. Dia terkadang melontarkan joke-joke yang sungguh tak pernah kusangka, ternyata dia pintar melucu juga.  Dalam pandanganku selama ini, dia adalah sosok alim yang selalu berusaha jaim alias jaga image.  Namun ternyata…   

“Afwan (maaf) akhy, aplikasi pengajuan beasiswanya lagi diproses, do’akan aja  dimudahkan urusannya”, ujarku memulai percakapan.

Memang, kini aku memanggil dia akhy alias saudara laki-laki seiman, sesuai kesepakatan terakhir kami.  Toh cerita lama kami takkan pernah terulang, namun dia dapat tetap menjadi teman diskusi yang sangat menyenangkan, sebab terkadang ide-ide dan jawaban-jawaban yang diberikannya selalu berbeda karena diambil berdasarkan sudut pandang yang berbeda, bahkan seringkali merupakan jawaban yang tak terduga. 

“Aamiin”, jawabnya ringkas.

“Aku boleh nanya?, timpalnya lagi.

“Yup! Boleh! Aya naon deuy?”, sambarku

“Kamu punya informasi pengajuan beasiswa full ke jepang?”, tulisnya

“Wadow… kalo itu aku hanya punya no kontaknya aja, coba cari infonya di summitmas”, balasku

“Eh, tapi tunggu dulu, keqnya aku pernah dapet info dari Deddy, temen kita yang di Jepang, ntar kukirimin ke kamu deh”, janjiku

“Ok…jazakillah ya, ditunggu infonya”, balasnya

“Buat siapa?? Bukannya anakmu sudah lulus SMA??”, kejarku

“Buat anakku yang di pesantren, dia masih kelas 3, insya Allah tahun depan lulus. Tolong do’akan semoga dia dapat full beasiswa  untuk kuliahnya yaa..”, pintanya

“Aamiin.  Gak sekalian info beasiswa ke amrik, europ, atau aussie?”, balasku

“Gak ah.  Nanti susah njenguknya, gak bisa naek angkot”, candanya

“Ya, berenang ajah! Bisa renang gak??”, timpalku

“Bisa, pake ban kalo enggak getek”, imbuhnya pula

“Hahaha…bisa’an aja kamu, ternyata kamu punya bakat ngelawak yaa..”, ujarku

“Iya, hanya sayang banyak yang gak tau.  Coba kalo pada tau, bisa-bisa aku gak jadi konsultan dan kamu gak bisa nyuruh-nyuruh aku, kan aku kongkonane sultan…”, ledeknya

Aah…Pramudya…Pramudya…

“Udahan yaa…aku lagi nggoreng pisang nih, ntar gosong, tadi istriku pesan katanya “Leee…nggoreng pisangnya jangan disamain kulit ya. Salam”, pamitnya.

Hah?? Aku sampe bengong. Seorang konsultan sebuah lembaga keuangan ternama, masih mau menggorengkan pisang untuk putri bungsunya.  Benar-benar bapak rumahtangga yang baik.

Kala yang lain dia pernah pamit padaku gini:

“Udahan  dulu, aku harus ngepel nih, lagi gak ada assisten. Salam”

Cara pamit yang aneh….

Depok-11'11'11









0 komentar:

Posting Komentar