RSS

PRAMUDYA...part 3


“AWW…”, kursor di layarku berkedip-kedip.  Kirim gak yaa?? Pikirku ragu.  Ah, biarin deh, ada yang lagi pengen kutanyain, debat batinku, kala kulihat statusnya  online di Blackberry Mesengger.


“Apa tuh AWW?”, balasnya tak lama kemudian.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh, pa kabar akhy?”, timpalku cepat


“Bi khoir wal hamdulillah bi rahmatillah.  Nah gitu dong, kalo nyapa seseorang harus lengkap, jangan disingkat, karena itu merupakan do’a”, balasnya


Subhanallah…selalu jawabannya terkadang membuatku tergagap.


“Ada yang mau ditanya, boleh?”, pintaku memelas


“Boleh”, jawabnya ringkas


“Begini…kalau ayah dari penganten perempuan kan otomatis akan menjadi wali, nah kalo ayah penganten laki boleh jadi saksi?”, tanyaku polos


Ups…bener-bener pertanyaan o’on yang gak butuh jawaban, rutuk batinku.


“Boleh kali”, lagi-lagi jawaban super ringkas


“Lho?? Kenapa? Koq kali?”, kejarku


“Iya, kalo ayah penganten perempuan jadi wali, terus ayah penganten laki jadi apa??”, urainya


Hah?? Bener juga!! Clink!! Knapa baru kepikiran yaa?? Ini gara-gara tadi siang aku nerima sms sohibku yang menanyakan, apakah ayah penganten laki boleh jadi wali?  Sebab dia kebagian tugas  untuk jadi MC di acara pernikahan putri tetangganya. Aya-aya wae pertanyaannya…hihihihi


Di kala yang lain, saat kami berdiskusi by ym, aku juga pernah “kena” jawaban jitu yang sesungguhnya gak butuh penjelasan.  Namun karena ke o’onan atau karena keder ya menghadapi sosok yang satu ini, aku jadi bener-bener terlihat super duper o’on.  Huh…saat-saat yang memalukan!!  Padahal selama ini aku selalu memposisikan diri sebagai seorang ceweq smart…inget S.M.a.R.T!! Namun ternyata…??


“Aku lagi sebel…sebel…sebbbelll!!”, cecarku


“Kenapa sebel? Sebelnya, Seneng Betul?”, balasnya.


“Sebel dengan ibuku!!”  Dan bla..bla..bla…aneka keluhan yang telah menumpuk bartahun-tahun, tumpah ruah bak banjir bandang berjejer di layar laptopku.


“Terus aku harus bagaimana donk??”, tanyaku memelas


“Allahumma sholli ala Muhammad”, jawabnya tuntas


Kutunggu…semenit..dua menit…hingga duapuluh menit lanjutan jawabannya, namun gak nongol-nongol juga tulisan apapun di layar monitorku, bikin kekesalanku semakin memuncak.


“Udah. Hanya gitu jawabannya?? Aku gak ngeh. Tolong jelasin donk!!”, pintaku setengah memaksa


“Baginda Rasulullah saw bersabda “Ibumu...ibumu…ibumu… Jadi apapun yang terjadi dalam hubungan kita dengan ibu kita, ingat selalu pesan junjungan kita itu. Jelas?”, balasnya


Aah…benar-benar jawaban yang sangat telak dan mengena tepat di lubuk hati terdalamku.  Benar-benar jawaban yang tak terduga.  Selama ini belum pernah ada orang yang mengingatkanku akan hal itu.  Kebanyakan hanya akan bersimpati dan menyuruhku bersabar.


Pramudya…engkau memang benar-benar makhluk langka, namun nyata adanya.


Kini, berkat nasehatnya itu, hubunganku dengan ibuku tak pernah bermasalah lagi.  Sebab memang benar, ibu adalah makhluk yang harus paling dihormati dan dijunjung tinggi setelah Allah dan RasulNya.


Terimakasih Pramudya…terimakasih ya akhy…

Depok-11'11'11

0 komentar:

Posting Komentar